Kamis 07 Sep 2017 10:46 WIB

Negara Kuat Jangan Ambil Kesempatan dari Kekerasan di Dunia

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Jazuli Juwaini
Foto: Ist
Jazuli Juwaini

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR-RI Jazuli Juwaini memberikan beberapa masukan untuk menyudahi kekerasan di dunia ini dalam World Parliamentary Forum on Sustainable Development. Salah satunya, negara-negara kuat harus jujur dalam mengambil peran untuk kemajuan dunia.

"Bukan malah mengambil kesempatan atas kekerasan yang terjadi di berbagai negara demi kepentingan ekonomi politiknya," ungkap Jazuli ketika mengintervensi pada sesi forum bertajuk "Ending Violence, Sustaining Peace" berdasarkan keterangan persnya kepada Republika.co.id, Kamis (7/9).

Selain itu, Jazuli mengatakan, semua pihak harus mewujudkan keadilan dalam hukum, ekonomi, dan sosial kepada seluruh masyarakat dunia. Poin berikutnya,harus menerima, mengakui, dan menghargai hak asasi manusia secara tulis dan murni.

"(Negara-negara di dunia harus) mewujudkan sistem demokrasi yang semakin kuat. Sehingga, setiap keputusan dan hasil proses demokrasi seperti pemilu diterima secara terbuka, bukan konflik apalagi kudeta," ucap dia.

Berikutnya, menurut Jazuli, mengapresiasi kerja keras lembaga-lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dalam menghentikan kekerasan. Tetapi, ia meminta, agar peran lembaga-lembaga itu lebih kuat dan determinan lagi.

"Kerena realitasnya resolusi/keputusan PBB banyak yang dilanggar negara agresor. Bahkan berkali-kali seperti yang dilakukan oleh agresor Israel atas rakyat Palestina," ungkap dia.

Jazuli menambahkan, tentu sebagai bentuk tanggung jawab kemanusiaan dunia, kita semua harus menghentikan semua bentuk kekerasan atas nama dan alasan apapun. Tapi pada kenyataannya saat ini masih didapati bentuk-bentuk kekerasan, bahkan pada perempuan dan anak-anak, seperti yang terjadi di Rohingya, Pelestina, Suriah, Irak, dan lain sebagainya. Atas dasar itulah, ia memberikan, masukan-masukan tadi kepada delegasi 45 negara dalam forum tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement