Ahad 10 Sep 2017 12:42 WIB

Cap Tangan-Tangan Cinta Anak Indonesia untuk Rohingya

Rep: Taufik Alamsyan Nanda/ Red: Agus Yulianto
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi (tengah) bersama siswa menunjukan tangan kirinya seusai memberikan cap tangan di kain putih saat berlangsungya acara Stop Stigma di Gerbang Monas, Jakarta, Ahad (12/3).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi (tengah) bersama siswa menunjukan tangan kirinya seusai memberikan cap tangan di kain putih saat berlangsungya acara Stop Stigma di Gerbang Monas, Jakarta, Ahad (12/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) mengajak anak Indonesia untuk berempati kepada anak-anak Rohingya di Myanmar. Salah satunya melalui kegiatan cap 'Telapak Tangan Cinta' Untuk Rohingya.

"Jadi, hari ini, yang utama adalah cap tangan tanda cinta untuk Rohingya. Bagaimana kita mendidik anak, menumbuhkan empati mereka kepada saudara-saudara mereka di Myanmar," ujar Sekjen LPAI Henny Adi Hermanoe kepada Republika.co.id, pada Ahad (10/9). Acara berlangsung di halaman parkir Sarinah-Thamrin sejak pukul 07.00-10.00 WIB.

Tema besar acara yakni Mari Dukung Gerakan Nasional Saya Sahabat Anak. Selain dari LPAI, acara juga diramaikan oleh Forum Lintas Komunitas Pendongeng Indonesia, Dompet Dhuafa dan Dongeng Ceria.

Di samping cap telapak tangan untuk Rohingya, anak-anak juga diajak dalam berbagai kegiatan menarik lainnya. Di antaranya yaitu kegiatan membaca dongeng, senam gembira, fun games, dan pengukuhan duta Sasana (Saya Sahabat Anak).

Melalui acara ini, Henny berharap agar kebiasaan atau empati yang sudah ditumbuhkan sejak kecil bisa inheren pada anak-anak. "Sehingga tidak ada lagi kekerasan, semua bisa diselesaikan secara baik-baik kelak pada saat mereka dewasa nanti," harapnya.

Duta Sasana sendiri yaitu sahabat anak yang akan menggalang kesadaran masyarakat untuk menjadi bagian penting di dalam perlindungan anak. Karena seperti yang disampaikan oleh Henny, bahwa perlakuan salah kepada anak terjadi dimana-mana. 

"Ini kan sebenarnya diamanatkan dalam undang-undang bahwa seluruh komponen masyarakat harus menjadi bagian penting dalam perlindungan anak," kata Henny. Sehingga, Sasana adalah upaya untuk meminta komitmen orang dewasa agar melindungi anak-anak Indonesia. 

Peserta acara yaitu anak-anak yang sedang menikmati car free day di sekitar Thamrin-Sudirman. Dan mereka menunjukkan kepedulian dengan membubuhkan cap tanda tangan cinta dan berdonasi untuk program sahabat anak.

Di samping itu, Forum Lintas Komunitas Pendongeng Indonesia turut meramaikan acara dengan kegiatan mendongeng untuk anak. "Kami bersama KPAI dan Dompet Dhuafa sedang ada kampanye saya sahabat anak dari LPAI. Kemudian berbarengan dengan cap tangan aksi simpatik telapak cinta untuk Rohingya," ujar anggota FLKPI Cinderdhita.

Untuk jumlah cap tangan belum dapat dihitung sampai acara selesai. Sedangkan kegiatan Telapak Tangan Cinta Untuk Rohingya sendiri telah bergerak sejak 4 September 2017 sampai hari ini. Lebih dari 10 ribu telapak tangan anak Indonesia sudah terkumpul dalam kegiatan yang dilakukan oleh FLKPI tersebut.

Pengumpulan cap tangan dilakukan melalui roadshow dari sekola-sekolah, komunitas-komunitas dan perumahan. "(cap tangan ini) melambangkan simpati mereka untuk anak-anak di Rohingya," ucap perempuan yang akrab disapa Kak Dhita tersebut. Nantinya, cap tangan akan dibentangkan di kantor perwakilan PBB untuk Indonesia pada tanggal 20 September 2017.

Untuk acara dongeng, partisipasi juga datang dari luar Jakarta. Yakni dengan kehadiran Kak Inung dari FLKPI Palembang dan Kak Adip dari Dongeng Ceria Management. "Itu dongengnya semua tentang kepedulian. Jadi kita menunbuhkan kesadaran kepedulian kepada anak - anak," ujar Dhita.

Dhita juga menyampaikan pesan untuk tragedi Rohingya agar kekerasan anak dapat dihentikan. "Apapun yang terjadi di Rohingya, walaupun itu orang dewasa yang dibantai, tetap saja yang menjadi korban adalah anak-anak. Karena mereka dipaksa menjadi yatim dan piatu. Dipaksa kehilangan kasih sayang dari orang tuanya," ujar Dhita.

Henny juga berharap, agar anak-anak Rohingya dapat tabah menjalani peristiwa memilukan yang sedang menimpa mereka. "Kemudian mereka bersatu, bergandengan tangan untuk saling menguatkan d isana tentunya, di sini kami memiliki kepedulian, sehingga mereka jangan merasa sendirian," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement