Jumat 22 Dec 2017 12:15 WIB

Kisah Pelecehan Seksual Anak oleh Christian Brothers di Ballarat

Kongregasi Christian Brothers di gereja Katolik St Patrick tahun 1938. Brother terakhir meninggalkan asrama ini di 2016.
Foto:

Tak ada pencegahan

Tiga puluh tahun setelah kematian Fitzgerald, Dr Waller mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung terhadap Christian Brothers atas tuduhan kelalaian dalam membiarkan Brother Fitzgerald untuk terus mendapat akses kepada anak-anak.

Argumen tersebut akan bergantung pada bukti-bukti dari komisi khusus Royal Commission into Institutional Responses to Child Sexual Abuse yang mengkonfirmasi bahwa pemimpin Christian Brothers sangat menyadari kecenderungan Fitzgerald untuk menyerang anak-anak, namun tidak melakukan tindakan untuk mencegahnya.

Dalam sebuah surat tahun 1950 dari kepala ordo yang membawahi Brother Fitzgerald, pastor ini diperingatkan karena pelanggarannya yang berulang-ulang. "Saya merasa sudah kewajiban saya untuk mengecam Anda sekeras mungkin atas hal-hal berikut yang telah disampaikan ke saya," tulis surat tersebut.

"Dengan menyalahi perintah yang diberikan Konsultor, Anda terus berhubungan dengan anak laki-laki ... Anda mengizinkan satu atau lebih anak laki-laki memasuki kamar Anda, dan Anda mencium seorang anak laki-laki," katanya.

Tapi surat itu berakhir tanpa konsekuensi: "Saya percaya bahwa retret tersebut telah menghentikan tindakan tidak wajar dan tidak beragama Anda ini, dan bahwa tidak perlu diambil tindakan lebih jauh."

Pada 2013, perusahaan asuransi milik Gereja Katolik menulis kepada Christian Brothers menyampaikan bahwa mereka tak akan mendukung tuntutan finansial yang melibatkan Brother Fitzgerald.

Surat tersebut menyatakan keluhan tentang perilakunya yang mencapai "hierarki Christian Brothers tertinggi di Dublin", dan bahwa meskipun dipertimbangkan, tindakan disipliner "tidak membuahkan hasil".

Women sitting stares toward into distance, with trees and building in background.
Dr Vivian Waller, pengacara spesialis kasus pelecehan anak-anak oleh lembaga keagamaan.

ABC RN: Jeremy Story Carter

"Hal itu tampaknya diketahui oleh eselon atas organisasi tersebut," kata Dr Waller.

"Pengetahuan yang seharusnya membuat mereka bertindak menyingkirkan pemangsa dari tanggung jawab mengajar," tambahnya.

"Kenyataannya justru kebalikannya. Hal itu memilukan jika Anda memikirkan penderitaan yang disebabkan terhadap anak-anak laki-laki dan keluarga mereka," ujarnya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/sosok/kisah-pelecehan-anak-anak-oleh-christian-brothers-di-ballarat/9279636
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement