Ahad 18 Feb 2018 22:38 WIB

Dua Remaja Palestina Tewas Seusai Gempuran Israel

Gempuran dimulai dengan ledakan bom di perbatasan Israel-Gaza.

Gempuran Israel
Foto: infopalestina
Gempuran Israel

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA  -- Dua remaja Palestina tewas di Gaza setelah Israel menggempur 18 sasaran milik gerilyawan di daerah kantong tersebut. Gempuran tersebut sebagai tanggapan atas ledakan, yang melukai empat tentara Israel.

Serangan itu, yang dimulai pada Sabtu (17/2) mereda pada Ahad (18/2) pagi, adalah salah satu yang terbesar di Jalur Gaza sejak perang 2014 antara Israel dan gerilyawan Palestina.

Serangan tersebut dimulai dengan ledakan bom di perbatasan Israel-Gaza, yang melukai tentara Israel. Israel menanggapinya dengan yang militer katakan serangan udara dan tembakan tank terhadap 18 sasaran milik Hamas, yang dominan di Gaza, dan kelompok gerilyawan.

Kelompok gerilyawan Gaza biasanya mengungsikan kemungkinan sasaran untuk menghadapi pembalasan atas serangan terhadap Israel. Militer Israel mengatakan sarana pembuatan senjata, markas pelatihan dan pos pengamatan diserang.

Pejabat medis Gaza mengatakan, mereka mengambil jenazah dua warga Palestina berusia 17 tahun yang terbunuh oleh tembakan tank Israel. Militer Israel mengatakan bahwa tank tersebut menargetkan tersangka yang menurut pasukan akan menyeberang ke wilayah Israel.

Tidak ada kelompok gerilyawan di Gaza yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan pada Sabtu. Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengatakan Komite Perlawanan Populer, salah satu kelompok bersenjata yang lebih kecil di Gaza, telah meledakkan bom yang melukai tentara.

"Kami akan memburu mereka yang bertanggung jawab atas insiden kemarin," kata Lieberman kepada Radio Israel, Ahad. Ia menambahkan, Hamas pada akhirnya bertanggung jawab atas yang terjadi di Gaza.

Juru bicara Hamas Fawzi Barhoum menyalahkan aksi kekerasan itu terhadap Israel. "Hamas menilai pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas konsekuensi eskalasi lanjutannya terhadap warga kami," kata Barhoum dalam sebuah pernyataan.

Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Gaza sejak pengakuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Desember bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement