Senin 19 Nov 2018 10:07 WIB

Di Balik Gaun Pengantin yang Rusak di Jalur Gaza

Kisah cinta perempuan Suriah dan pemuda Gaza.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Fadi duduk di dekat gaun penganti Yara yang rusak di tengah puing rumahnya di Jalur Gaza.
Foto: Aljazirah/Walid Mahmoud
Fadi memandangi puing-puing rumah yang hancur akibat serangan Israel dari rumahnya di Apartemen Al Rahma, Gaza.

“Butuh keajaiban untuk mengeluarkan tunanganku dari Suriah, apalagi ke Gaza. Dan kami mencapai sesuatu yang mustahil itu. Ketika dia tiba di Rafah, saya sangat senang. Orang-orang kagum dengan cerita kami, dan mengarak kami sampai ke rumah,” ujarnya.

Yara membawa sebuah gaun pengantin seharga 2.000 dolar AS bersamanya. Gaun dibawanya dari Suriah untuk dikenakan saat pesta pernikahannya dengan Fadi. Yara lantas tinggal di rumah ibunda Fadi. Sementara itu, selama lima tahun sejak ia mengenal Yara dan memutuskan menikahinya, Fadi mengumpulkan modal untuk pernihakannya itu dari hasil berjualan manisan di Gaza.

Setelah kedatangan Yara di Gaza. Keduanya pun lantas mempersiapkan segala sesuatunya dengan berbelanja kebutuhan untuk pernikahan yang rencananya akan dilaksanakan pada 18 November bertepatan dengan hari ulang tahun Fadi yang ke-22. Fadi telah menyiapkan sebuah rumah untuk keduanya setelah menikah.

“Semua yang kami butuhkan sudah siap, rumah, perabotan, dan gaun pengantin. Hanya tinggal menunggu hari ulang tahunku untuk menjadi pasangan yang paling beruntung di muka bumi ini,” katanya.

Namun pada Senin, Israel menggempur jalur Gaza melalui serangan udaranya. Apartemen lima lantai-rumah masa depan bagi Fadi dan Yara-yang berdekatan dengan rumah keluarga Fadil pun tak luput dari serangan udara Israel. Beruntung, Yara, dan Fadil berserta keluarganya telah terlebih dulu mengungsi ke rumah saudaranya. Namun ketika keesokan harinya mereka kemabli, apartemen dan rumah keluarga Fadil pun telah hancur. 

“Saya dan tunangan saya terkejut, mimpi kami dihancurkan oleh serangan Israel yang menyerbu rumah kami dan menyebabkan kerusakan besar. Semua jendela rusak, perabotan, dinding menjadi puing-puing, dan gaun pengantin itu juga robek. Dan semua uang yang saya simpan selama bertahun-tahun hilang,” katanya.

Sepanjang malam setelah peristiwa itu, menurut Fadi tunanganya tak berhenti menangis, trauma dengan serangan yang membuatnya menyaksikan kehancuran. Ia pun menyampaikan kepada Fadi tentang dirinya yang terus dihantui dengan perang sepanjang hidupnya. Tahun lalu, warga di kampung halaman Yara di Khan Sheikhoun menjadi korban serangan Kimia. Serangan itu merenggut sekitar 83 orang, sepertiganya merupakan anak-anak.

Sementara penduduk Gaza pun bersatu menggalang bantuan setelah mendengar kisah Yara dan Fadi, serta melihat apa yang terjadi dengan rumah dan gaun pengantinnya. Mulai dari perencana pernikahan, pengusaha hotel, penjual bunga, fotografer, penjahit dan jasa lainya banyak menawarkan layanan jasanya secara gratis untuk pernikahan Fadi dan Yara. Bahkan sekelompok lembaga filantropi juga memberikan hadiah untuk Fadi dan Yara dan memastikan pernikahan mereka tepat waktu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement