Jumat 02 Aug 2019 09:42 WIB

Diaspora Uighur Tantang Bukti dari Cina

Warga Uighur meminta Cina membuktikan klaim bahwa 90 persen penghuni kamp telah bebas

Sebuah pengumuman menunjukan gambar anggota keluarga Uighur yang hilang di Cina.
Foto:
Etnis minoritas Muslim Uighur menuduh Pemerintah China mengekang mereka.

Tak sebut angka

Pemerintah Provinsi Xinjiang telah mengatakan bahwa sebagian besar penghuni kamp reedukasi dan vokasi di wilayahnya telah keluar dan menandatangani kontrak kerja dengan perusahaan lokal. Namun, jumlah mereka tak disebutkan secara spesifik.

Wakil Gubernur Xinjiang Alken Tuniaz mengatakan, jumlah warga Xinjiang yang sudah keluar dari kamp bervariasi. Ia tidak menjawab jumlah pasti dan hanya mengatakan bahwa sebagian besar berhasil mendapatkan pekerjaan.

"Saat ini sebagian besar orang yang mendapatkan pelatihan telah kembali ke tengah masyarakat, pulang ke rumah," kata Tuniaz dalam sebuah penjelasan di hadapan media, di Beijing.

Reuters menyebutkan, transkrip percakapan dari acara Tuniaz yang dikirimkan melalui pos-el diubah dan menjadi "sebagian besar telah lulus". Transkrip itu menggunakan kata lulus seperti halnya untuk siswa yang telah menyelesaikan kursus atau sekolah.

"Sejumlah negara dan media punya motif tertentu. Mereka sudah menentukan mana yang benar dan salah serta memfitnah dan menuduh (Cina)," kata Tuniaz, mengacu pada kamp-kamp yang diklaim Cina sebagai tempat pelatihan keterampilan.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan, tidak ada bukti yang mendukung pernyataan Tuniaz. Menurut dia, Beijing seharusnya meng izinkan Komisioner Tinggi PBB un tuk Hak Asasi Manusia (HAM) diberi jalan untuk membuktikan pernyataan Pemerintah Cina.

Sementara itu, para peneliti telah membuat analisis dengan menggunakan beragam metode. Metode itu antara lain dengan menganalisis program pengadaan barang yang dilakukan Pemerintah Cina dan pecitraan satelit di lokasi fasilitas kamp.

Gubernur Xinjiang Shohrat Zakir juga menjelaskan hal serupa dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa (30/7). Sebagian besar lulusan dari pusat pelatihan kejuruan telah diintegrasikan kembali ke masyarakat. "Lebih dari 90 persen lulusan telah menemukan pekerjaan yang memuaskan dengan pendapatan yang baik," katanya.

Pada kesempatan itu, Zakir enggan menyebutkan berapa banyak peserta yang mengikuti pendidikan di pusat-pusat vokasi di Xinjiang. Dia hanya menyatakan bahwa program itu merupakan pendekatan yang efektif dan perintis untuk melawan terorisme.

Juru bicara the World Uyghur Congress, Dilxat Raxit, meragukan keterangan Zakir. Menurut dia, Zakir merupakan mikrofon politik yang biasa dimanfaatkan Beijing untuk menyebarkan muslihat. "Pernyataan Shohrat Zakir sepenuhnya mendistorsi realitas penganiayaan sistematis yang dialami warga Uighur di Cina," ujarnya.

Pemerintah Cina telah menghadapi tekanan internasional karena dituding menahan lebih dari 1 juta Muslim Uighur di kamp-kamp konsentrasi di Xinjiang. Tak hanya menahan, Beijing disebut melakukan indoktrinasi terhadap mereka agar mengultuskan Presiden Cina Xi Jinping dan Partai Komunis Cina. (kamran dikarna/ reuters/ap, ed:yeyen rostiyani)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement