Selasa 08 Oct 2019 03:59 WIB

Menteri Perminyakan Iran-Saudi Lakukan Pertemuan di Rusia

Hubungan Saudi-Iran memanas setelah dua fasilitas minyak Saudi Aramco diserang.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Grafis 'Perang' Saudi - Iran
Foto: republika
Grafis 'Perang' Saudi - Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Perminyakan Iran Bijan Nambar Zangeneh mengaku telah melakukan pertemuan dengan Menteri Perminyakan Arab Saudi Pangeran Abdelaziz bin Salman di sela-sela acara Russia Energy Week di Moskow yang dihelat pada 2-5 Oktober lalu.

Zangeneh tak menjelaskan secara terperinci tentang apa saja hal yang dibicarakan saat bertemu Pangeran Abdelaziz. Dia hanya mengungkapkan bahwa pertemanan mereka telah terjalin selama 22 tahun dan kerap mengalami pasang surut.

Baca Juga

Dia pun mengatakan kepada Pangeran Abdelaziz bahwa tak ada masalah bagi dia untuk bertemu dengannya. “Mereka (Saudi) seharusnya tidak memandang kami sebagai musuh karena musuh berada di luar wilayah ini,” kata Zangeneh seperti dilaporkan media lokal Iran, dikutip laman Al Araby, Senin (7/10).

Saudi belum mengonfirmasi atau merilis keterangan tentang pertemuan tersebut. Hubungan Saudi dan Iran diketahui kembali memanas setelah dua fasilitas minyak Saudi Aramco diserang pada 14 September lalu.

Serangan itu dilancarkan dengan mengerahkan 18 pesawat nirawak dan tujuh rudal jelajah. Sebanyak lima persen produksi minyak dunia dilaporkan terpangkas akibat peristiwa tersebut. Aramco diketahui merupakan perusahaan minyak terbesar di dunia.

Kelompok pemberontak Houthi Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun klaim mereka diragukan Barat mengingat kecanggihan dan daya jangkau serangan.

Amerika Serikat (AS) bersama Inggris, Prancis, dan Jerman justru menuding Iran sebagai pihak yang mendalangi serangan ke fasilitas Aramco. Namun mereka memang belum memberikan bukti yang valid sehubungan dengan tuduhan tersebut.

Iran telah membantah terlibat dalam serangan terhadap Aramco. Presiden Iran Hassan Rouhani meminta negara-negara yang menuding negaranya terlibat dalam peristiwa itu agar membeberkan buktinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement