Kamis 07 Nov 2019 13:44 WIB

Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina Mundur

Posisi Krahenbuhl di UNRWA digantikan sementara oleh wakilnya Christian Saunders.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pierre Krahenbuhl
Foto: EPA/S. Sabawoon
Pierre Krahenbuhl

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Pierre Krahenbuhl mengundurkan diri dari jabatannya pada Rabu (6/11). Langkah tersebut diambil saat dirinya sedang diselidiki atas tuduhan pelanggaran.

Pengunduran diri Krahenbuhl diumumkan juru bicara PBB Stephane Dujarric. Dia mengungkapkan, Kantor Layanan Pengawasan Internal PBB memang sedang menyelidiki pelanggaran yang dilakukan Krahenbuhl. Dugaan praktik penipuan dan penyalahgunaan dana operasional telah disingkirkan. "Namun ada masalah manajerial yang perlu ditangani," ucapnya.

Untuk sementara ini, posisi Krahenbuhl di UNRWA digantikan oleh wakilnya yakni Christian Saunders. Dujarric berharap mundurnya Krahenbuhl tak menyebabkan negara-negara donor menyusutkan komitmen dan bantuannya terhadap UNRWA.

"Pada saat ini sangat penting negara-negara anggota dan mitra lainnya tetap berkomitmen untuk UNRWA dan layanan yang diberikannya. Sangat penting bagi masyarakat internasional untuk mendukung pekerjaan penting yang dilakukan badan tersebut di bidang kesehatan, pendidikan, dan bantuan kemanusiaan yang merupakan sumber stabilitas di wilayah yang bergejolak," kata Dujarric.

Kementerian Luar Negeri Israel turut merespons mundurnya Krahenbuhl. Menurut mereka hal itu hanyalah langkah awal dalam proses panjang yang diperlukan untuk menghilangkan korupsi, meningkatkan transparansi, dan mencegah politisasi UNRWA. Sementara Duta Besar Israel untuk PBB menilai tak ada solusi bagi UNRWA kecuali menutupnya.

UNRWA badan yang bertanggung jawab dalam memberikan layanan dasar kepada para pengungsi Palestina yang tersebar di beberapa negara seperti Lebanon, Yordania, dan Suriah, termasuk di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza. Terdapat sekitar 1 juta orang di Gaza yang menerima bantuan UNRWA.

UNRWA harus menghadapi krisis sejak Amerika Serikat (AS) memutuskan menghentikan pendanaan atau kontribusi rutinnya untuk lembaga tersebut tahun lalu. AS diketahui merupakan negara donor terbesar bagi UNRWA karena menyumbang rata-rata 300 juta dolar AS setiap tahunnya.

Namun UNRWA masih mampu bertahan berkat adanya dukungan dan sokongan dari sejumlah negara, seperti Arab Saudi, Jepang, Inggris, Swedia, Jerman, Kanada, Australia, Qatar, dan Kuwait.

Uni Eropa pun masih berkomitmen membantu misi kemanusiaan UNRWA.Mereka menilai peran UNRWA sangat vital dalam membantu mempertahankan stabilitas di kawasan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement