Ahad 08 Dec 2019 16:23 WIB

Iran Tetapkan Angaran untuk Melawan Sanksi AS

Rancangan anggaran itu merupakan langkah untuk melawan sanksi dari AS.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Presiden Iran Hassan Rouhani mempresentasikan rancangan anggaran negara sekitar 39 miliar dolar Amerika Serikat (AS) ke parlemen pada Ahad (08/12). Rancangan anggaran itu merupakan langkah untuk melawan sanksi dari AS.

"Ini adalah anggaran untuk menentang sanksi dengan ketergantungan yang paling kecil pada minyak," kata Rouhani kepada parlemen, menurut televisi pemerintah.

Rouhani memberikan nilai rancangan anggaran sekitar 4,845 triliun real untuk tahun berikutnya yang dimulai pada 20 Maret 2020. Dengan memotong ketergantungan pada minyak tahun depan, maka sebagian akan bergantung pada pinjaman senilai 5 miliar dolar kepada Rusia.

"Anggaran ini mengumumkan kepada dunia bahwa meskipun ada sanksi, kami akan mengelola negara, terutama dalam hal minyak," kata Rouhani, dikutip dari The Guardian.

Rouhani menyatakan, anggaran pemerintah Iran juga akan mendapat manfaat dari pinjaman dari Rusia yang sedang difinalisasi. Anggaran yang telah ditetapkan itu sekitar 20 persen lebih tinggi dari tahun 2019.

Keputusan tersebut, menurut Rouhani, akan membuat AS dan Israel tetap putus asa meskipun tujuan mereka melemahkan Iran melalui sanksi. Dalam pidatonya pun diumumkan kenaikan 15 persen untuk upah sektor publik.

Anggaran tersebut muncul setelah kenaikan harga bahan bakar yang diberlakukan pada pertengahan November yang memicu demonstrasi besar di seluruh negara. Presiden AS Donald Trump mulai menerapkan langkah-langkah hukuman pada Mei 2018, setelah secara sepihak menarik diri dari perjanjian atas program nuklir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement