Konflik Nagorno-Karabakh
Hubungan antara bekas republik Soviet tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, yang diakui sebagai wilayah Azerbaijan, dan tujuh wilayah yang berdekatan.
Ketika bentrokan baru meletus pada 27 September, tentara Armenia melancarkan serangan terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan serta melanggar beberapa perjanjian gencatan senjata kemanusiaan.
Selama konflik 44 hari, Azerbaijan membebaskan beberapa kota dan hampir 300 pemukiman dan desa dari pendudukan Armenia.
Kedua negara menandatangani perjanjian yang ditengahi Rusia pada 10 November untuk mengakhiri pertempuran dan bekerja menuju resolusi yang komprehensif.
Namun, tentara Armenia melanggar gencatan senjata pada 13 Desember dan membunuh tiga tentara Azerbaijan di desa Sur Khojavend dan seorang tentara dan seorang warga sipil di dekat kota Hadrut, menurut Kementerian Pertahanan.
Gencatan senjata dipandang sebagai kemenangan bagi Azerbaijan dan kekalahan bagi Armenia, yang pasukannya telah ditarik sesuai dengan kesepakatan tersebut.