Seorang juru bicara kedutaan AS di Delhi mengatakan, AS mengetahui laporan rencana pembelian S-400 oleh India, namun mencatat belum ada pengiriman.
"Kami mendesak semua sekutu dan mitra kami untuk membatalkan transaksi dengan Rusia yang berisiko memicu sanksi berdasarkan CAATSA. CAATSA tidak memiliki ketentuan pengesampingan khusus negara atau negara," ujar juru bicara tersebut.
"Kami belum membuat keputusan pengabaian sehubungan dengan transaksi India dengan Rusia," kata juru bicara itu kepada Reuters.
Belum ada komentar langsung dari pejabat Rusia. Moskow sebelumnya mengatakan bahwa sanksi yang dijatuhkan pada Turki tidak sah dan menunjukkan kesombongan terhadap hukum internasional.
India melakukan pembayaran awal sebesar 800 juta dolar AS pada 2019 untuk kesepakatan Rusia. Moskow secara tradisional menjadi pemasok senjata utama India. Namun dalam beberapa dekade terakhir pemerintah India telah beralih ke AS dan Israel untuk membeli pesawat dan drone baru.
Para pejabat AS yakin masih ada waktu bagi Delhi untuk mempertimbangkan kembali, dan bahwa tindakan hukuman hanya akan berlaku jika kesepakatan dengan Rusia disempurnakan.
Washington telah mengatakan kepada New Delhi bahwa jika India memperoleh S-400, maka itu akan memengaruhi bagaimana sistemnya berinteraksi dengan peralatan militer AS yang kini dimiliki India. Pembelian itu juga akan membahayakan transfer senjata di masa depan seperti pesawat tempur kelas atas dan drone bersenjata.
BACA JUGA: Utang Luar Negeri Indonesia Membengkak Ribuan Triliun Rupiah? Ini Fakta-Fakta Terbarunya