Militer menuduh adanya ketidaksesuaian seperti nama yang digandakan pada daftar pemungutan suara di sejumlah distrik. Pihaknya juga tidak senang dengan tanggapan komisi pemilu atas keluhannya.
Militer tidak mengatakan apakah penyimpangan cukup substansial untuk mengubah hasil pemilu. Keluhan ini serupa dengan yang dialami Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan (USDP), bekas partai berkuasa yang dibentuk oleh militer sebelum secara resmi menyerahkan kekuasaan pada 2011.
USDP, yang secara luas dilihat sebagai proxy militer, dipermalukan dalam pemilu. Partainya hanya memenangkan 33 dari 476 kursi yang tersedia.
Sementara itu, Suu Kyi memang belum mengomentari kemenangan partainya dalam pemilu, atau keluhan militer. Namun NLD mengatakan tuduhan militer itu tidak berdasar dan setiap kekurangan pemilu tidak akan mengubah hasil.
Dari lebih dari 90 partai yang memperebutkan pemungutan suara, setidaknya 17 telah mengeluhkan sebagian besar penyimpangan kecil dan semuanya kecuali USDP adalah partai yang lebih kecil. Pengamat pemilu mengatakan pemungutan suara itu tanpa penyimpangan besar. Komisi pemilihan pada Kamis mengatakan tidak ada kesalahan pada skala yang bisa berarti penipuan atau pemilihan yang didiskreditkan.