Alexei Navalny ditangkap pada 17 Januari setelah kembali ke Moskow dari Jerman. Dia berada di Jerman untuk menjalani perawatan medis akibat insiden peracunan zat saraf yang hampir membunuhnya pada tahun lalu. Navalny menuding Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan pembunuhan terhadap dirinya. Namun tudingan itu dibantah oleh Kremlin.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengutuk penggunaan kekerasan oleh polisi terhadap pengunjuk rasa di Moskow. Blinken menyerukan kepada pemerintah Rusia agar mereka membebaskan Navalny.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh AS munafik dan ikut campur dalam urusan dalam negerinya. Menurut Rusia, AS berupaya mendorong aksi protes sebagai bagian dari strategi untuk menjatuhkan Moskow.
"Semua orang tahu betul apa yang dilakukan Amerika Serikat dalam kasus-kasus itu - mereka melepaskan tembakan untuk membunuh," ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.