Ahad 21 Feb 2021 18:21 WIB

Dunia Internasional Kecam Kekerasan Militer Myanmar

Kekerasan selama demonstrasi di Myanmar dilaporkan membuat dua orang meninggal

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Demonstran memblokir jalan dalam upaya untuk memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, Rabu, 17 Februari 2021. Pakar PBB tentang hak asasi manusia di Myanmar memperingatkan prospek kekerasan besar ketika demonstran berkumpul lagi Rabu untuk memprotes militer. perebutan kekuasaan.
Foto:

Setelah penembakan, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengulangi seruannya untuk kembali ke pemerintahan sipil dan mendesak semua pihak di Myanmar untuk menghormati hasil pemilihan November. "Penggunaan kekuatan mematikan, intimidasi dan pelecehan terhadap demonstran damai tidak dapat diterima," katanya melalui Twitter.

Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Singapura semuanya telah menyatakan keprihatinan. Sebelumnya, Selandia Baru telah mengumumkan sanksi yang ditargetkan pada para pemimpin militer Myanmar, termasuk Jenderal Senior Min Aung Hlaing.

Uni Eropa mengatakan para menteri luar negerinya akan bertemu pada Senin (22/2) untuk membahas tindakan terhadap militer. Meski mendapat reaksi keras, Tatmadaw telah mengabaikan seruan untuk kembali ke pemerintahan sipil dengan mengatakan akan mengadakan pemilihan baru dan menyerahkan kekuasaan kepada pemenang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement