Selasa 23 Feb 2021 16:23 WIB

PBB: Jumlah Korban Sipil di Afghanistan Menurun

Afganistan masih menjadi negara paling mematikan bagi warga sipil.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
 Personel keamanan Afghanistan mengeluarkan kendaraan yang rusak dari lokasi serangan bom di Kabul, Afghanistan, Sabtu, 20 Februari 2021. Tiga ledakan terpisah di ibu kota Kabul pada Sabtu menewaskan dan melukai banyak orang, kata seorang pejabat Afghanistan.
Foto:

Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) dan Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengaitkan penurunan korban sipil sebagian karena perubahan taktis yang nyata oleh pemberontak dengan pembunuhan yang ditargetkan. Bom bunuh diri pun lebih sedikit dan penurunan tajam korban yang dikaitkan dengan pasukan militer internasional.

Kondisi menyedihkan dari konflik tetaplah dampak yang tidak proporsional pada perempuan dan anak-anak Afghanistan. Mereka merupakan 43 persen dari semua korban yang meninggal 2020.

Serangan yang menargetkan warga sipil termasuk serangan terhadap anggota pengadilan, media, dan aktivis. Kelompok lain yang menjadi sasaran adalah minoritas agama, terutama populasi Muslim Syiah yang sebagian besar juga berasal dari kelompok etnis Hazara dan populasi Sikh.

"Pada akhirnya, cara terbaik untuk melindungi warga sipil adalah dengan mendirikan gencatan senjata kemanusiaan,” kata kepala UNAMA.

Afghanistan telah menyaksikan lonjakan pemboman secara nasional, pembunuhan yang ditargetkan, dan kekerasan di medan perang karena negosiasi perdamaian di Qatar antara Taliban dan pemerintah Afghanistan telah terhenti. Sudah lebih dari sebulan sejak kedua pihak bertemu untuk membahas cara untuk melanjutkannya.

"Saya mendorong mereka untuk tidak menyia-nyiakan satu hari pun dalam mengambil langkah-langkah mendesak untuk menghindari lebih banyak penderitaan," ujar Lyons.

Sementara itu, pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, sedang meninjau kesepakatan damai AS-Taliban yang ditandatangani 29 Februari tahun lalu. Sebagai bagian dari itu, Washington berkomitmen untuk penarikan semua pasukan asing 1 Mei dari Baghdad.

"Pihak-pihak yang menolak untuk mempertimbangkan gencatan senjata harus mengakui konsekuensi yang menghancurkan dari sikap seperti itu pada kehidupan warga sipil Afghanistan," kata Lyons. 

sumber : AP

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement