Sementara itu saksi mata mengatakan polisi-polisi di Kota Yangon kembali menggunakan granat kejut dan gas air mata untuk membubarkan massa. Belum ada laporan mengenai jumlah korban tewas atau terluka pada Senin ini. Namun kekerasan petugas keamanan pada Ahad (28/2) kemarin menewaskan 18 orang.
"Sudah satu bulan sejak kudeta, kemarin mereka menindak keras kami dengan tembakan, kami akan keluar lagi hari ini," kata salah satu pemimpin unjuk rasa Ei Thinzar Maung di Facebook.
Militer tidak memberikan komentar mengenai kekerasan yang terjadi akhir pekan lalu. Juru bicara militer dan polisi tidak menjawab telepon. Sebelumnya mobil water canon polisi dan kendaraan militer dikerahkan ke titik-titik unjuk rasa di Kota Yangon.