Senin 15 Mar 2021 14:45 WIB

Puluhan Pengunjuk Rasa Myanmar Tewas di Tangan Militer

Sebanyak 39 orang dilaporkan tewas pada Ahad (14/3) di Myanmar

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Seorang pengunjuk rasa anti-kudeta mengangkat tangannya dengan tangan terkepal di depan kerumunan selama demonstrasi malam dengan cahaya lilin di Yangon, Myanmar Minggu, 14 Maret 2021. Setidaknya empat orang ditembak mati selama protes di Myanmar pada hari Minggu, saat pasukan keamanan melanjutkan tindakan keras mereka terhadap perbedaan pendapat menyusul kudeta militer bulan lalu.
Foto:

Juru bicara junta militer tidak menjawab panggilan telepon untuk dimintai komentar. Anggota parlemen yang telah dibubarkan tentara, Dokter Ssa menyuarakan solidaritasnya pada warga Hlaingthaya.

"Para pelaku, penyerang, musuh rakyat Myanmar, SAC (Dewan Pemerintah Negara) yang jahat akan bertanggung jawab atas setiap tetes darah yang jatuh," katanya.

AAPP mengatakan dengan 39 korban tewas dalam unjuk rasa Ahad kemarin maka total pengunjuk rasa yang tewas selama demonstrasi anti-kudeta digelar mencapai 126 orang. Hingga Sabtu (14/3) kemarin pemerintah militer telah menangkap lebih dari 2.150 orang. Sekitar 300 di antaranya sudah dibebaskan.  

Kedutaan Besar China mengatakan situasi pabrik yang mereka danai 'sangat parah'. China tidak membuat pernyataan mengenai pembunuhan terhadap pengunjuk rasa.

"China mendesak Myanmar untuk mengambil langkah yang lebih efektif untuk menghentikan semua aksi kekerasan, menghukum pelakunya sesuai dengan hukum dan memastikan keamanan properti perusahaan dan nyawa personil China di Myanmar," kata Kedutaan Besar China.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pembakaran pabrik. Halaman Facebook Kedutaan Besar China di Myanmar dibanjiri kritikan dalam bahasa Myanmar dan lebih dari 29 ribu komentar menggunakan emoji tertawa dalam laporan mengenai pembakaran pabrik-pabrik di Hlaingthaya.

Sentimen anti-China sangat tinggi usai militer Myanmar menggulingkan pemerintahan yang sah. Para penentang kudeta mengkritik China yang tetap bungkam mengenai kudeta tersebut. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement