Senin 15 Mar 2021 20:25 WIB

Suriah Terpuruk dalam Kemiskinan

Harga makanan di Suriah meningkat 230 persen tahun lalu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pengungsi Suriah hidup dalam keadaan kumuh dan khawatir terjangkit virus corona. Ilustrasi.
Foto:

Presiden Suriah Bashar al-Assad telah menyalahkan sanksi ekonomi Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu penyebab terjadinya krisis di negaranya. Kendati demikian, Assad bakal mencalonkan diri untuk masa jabatan presiden tujuh tahun keempatnya pada musim semi mendatang. 

 

Beberapa pihak telah mempertanyakan apakah dia dapat bertahan dalam kemerosotan ekonomi yang dalam. Dia pun harus menghadapi kemarahan rakyat di daerah-daerah yang telah dikuasai pemerintah. Kini tingkat kemiskinan lebih buruk daripada titik mana pun selama 10 tahun konflik. 

 

Di daerah-daerah yang dikendalikan Pemerintah Suriah, warga menyebut harga bisa naik beberapa kali dalam sehari. Mereka mengandalkan "kartu pintar" elektronik untuk mengamankan barang-barang bersubsidi dan dijatah yang mencakup bahan bakar, tabung gas, teh, gula, beras, dan roti. 

 

"Dalam 10 tahun perang, rezim (Suriah) tidak menawarkan satu konsesi pun. Ada perasaan umum bahwa segala sesuatunya bisa menjadi lebih buruk. Tak ada cakrawala, tak ada harapan," ujar Ibrahim Hamidi, seorang jurnalis Suriah yang bekerja untuk surat kabar Arab Saudi, Asharq Al-Awsat.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement