Kamis 25 Mar 2021 11:37 WIB

Massa Pro-Demokrasi Myanmar akan Lanjutkan Aksi Protes

Sebelumnya, massa pro-demokrasi telah melakukan aksi mogok nasional

Rep: Rizky Jaramaya/Lintar Satria/ Red: Nur Aini
 Pengunjuk rasa anti-kudeta memegang balon merah yang ditempeli selebaran dengan berbagai pesan sebelum dilepaskan ke langit saat pertemuan Rabu, 24 Maret 2021 di Yangon, Myanmar.
Foto:

Junta pada Rabu (24/3) membebaskan ratusan orang yang ditangkap dalam aksi protes terhadap penggulingan pemerintahan terpilih Aung Sang Suu Kyi. Pihak berwenang tidak memberikan angka pasti jumlah tahanan yang dibebaskan. Namun AAPP mengatakan, 628 orang dibebaskan setelah lebih dari 2.900 orang ditangkap sejak kudeta.

Junta militer menghadapi kecaman internasional, karena melakukan kudeta yang menghentikan transisi Myanmar menuju demokrasi melambat. Selain itu, mereka dikecam karena melakukan penindasan terhadap perbedaan pendapat.

Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi terhadap individu yang terlibat dalam kudeta dan penindasan terhadap para demonstran.

Sementara itu, Departemen Keuangan AS memasukkan dua konglomerat yang dikendalikan oleh militer yaitu Myanmar Economic Corporation (MEC) dan Myanmar Economic Holdings Ltd (MEHL). Departemen Keuangan membekukan semua aset yang mereka miliki di Amerika Serikat. Militer mengendalikan sebagian besar ekonomi Myanmar melalui perusahaan induk dan anak perusahaan mereka.

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi di Jakarta. Malaysia dan Indonesia sedang mengupayakan pertemuan mendesak negara-negara ASEAN untuk membahas krisis di Myanmar. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement