Dia mengeklaim bahwa putranya terkena tembakan di dada. "Saya tidak mengerti mengapa mereka harus menembak kami ketika kami berada di dalam rumah kami," kata sang Ayah."Mereka sebelumnya menembaki pengunjuk rasa dan pengunjuk rasa lari dan kami menyembunyikan beberapa dari mereka karena kami khawatir mereka akan ditangkap. Mereka (tentara) pasti telah menempatkan diri di lingkungan ini," katanya menambahkan.
Video yang beredar luas secara online menunjukkan ayah Htoo Myat Win yang putus asa berteriak kesedihan di belakang taksi ketika dia bergegas ke tubuh putranya yang tak bernyawa untuk meminta bantuan. Dipaksa pergi ke rumah sakit militer, ayah Htoo Myat Win mengatakan, bahwa dokter di sana melakukan autopsi dan menyuruhnya menandatangani dokumen yang menyatakan tidak ada peluru. "Saya bertanya kepada mereka bahwa anak saya meninggal dengan luka tembak mengapa Anda ingin mengatakan itu bukan karena peluru?" katanya.
Mungkin ingin menghindari menciptakan martir, militer berusaha mengendalikan narasi atas beberapa kematian profil tinggi. Pasukan Junta menggali jasad seorang pengunjuk rasa muda dan melakukan autopsi di mana mereka menentukan peluru yang membunuhnya tidak berasal dari senjata polisi.
Ditekan oleh CNN tentang tuduhan dari keluarga tentara yang menembaki rumah dan militer yang berusaha menutupi penyebab kematian, juru bicara Zaw Min Tun meminta CNN menunjukkan kepadanya bukti. "Jika hal seperti itu terjadi, kami akan melakukan penyelidikan," ujarnya.
"Mungkin ada beberapa video yang terlihat mencurigakan tetapi untuk pasukan kami, kami tidak berniat untuk menembak orang yang tidak bersalah," kata dia menambahkan. Tidak jelas apakah militer telah melakukan penyelidikan internal terhadap klaim berulang pembunuhan di luar hukum atau tidak.