Kamis 15 Apr 2021 06:44 WIB

Barat Kecam Iran Terkait Pengayaan Uranium

Keputusan Iran dianggap bertentangan dengan pembicaraan JCPOA.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Sebuah bangunan rusak akibat kebakaran, di fasilitas pengayaan uranium Natanz sekitar 200 mil (322 kilometer) selatan ibukota Teheran, Iran, dalam foto yang dirilis pada 2 Juli 2020 oleh Organisasi Energi Atom Iran.
Foto:

Pemerintahan baru AS di bawah komando Presiden Joe Biden ingin bergabung lagi dengan JCPOA dengan syarat Iran harus kembali mematuhi batasan pengayaan uranium. Namun Iran bersikeras bahwa AS harus mencabut semua sanksinya terlebih dahulu.

“Kami telah mendeklarasikan kebijakan Iran. Sanksi harus dihapus dulu. Setelah kami yakin itu terlaksana, kami akan melaksanakan komitmen kami. Tawaran yang mereka berikan biasanya sombong dan memalukan serta tidak pantas untuk dilihat," ujar Khamenei dilaporkan kantor berita semi resmi Tasnim.

Iran telah "hampir menyelesaikan persiapan" untuk meluncurkan pengayaan 60 persen. Iran juga telah memberikan konfirmasi kepada Badan Energi Atom Internasional bahwa mereka akan mengaktifkan 1.024 sentrifugal IR-1. Mesin sentrifugal ini adalah generasi pertama mesin yang lebih tua di fasilitas nuklir Natanz.

Iran menyangkal bahwa pengayaan uranium digunakan untuk mengembangkan senjata nuklir. Iran mengatakan, tenaga nuklir dibutuhkan untuk tujuan sipil di bidang kedokteran atau energi. Badan intelijen Barat percaya Iran memiliki program senjata nuklir klandestin yang dihentikan pada tahun 2003. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement