Senin 03 May 2021 17:20 WIB

Kebijakan AS ke Korut tak Ditujukan untuk Permusuhan

Penasehat Keamanan AS sebut kebijakan negaranya bertujuan kurangi ketegangan

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Marinir Korea Selatan saat patroli di Pulau Yeonpyeong, Korea Selatan, Selasa (16/6). Korea Utara meledakkan gedung kantor penghubung antar Korea dan meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea di tengah diplomasi nuklir dengan Amerika Serikat yang menemui jalan buntu
Foto: YONHAP
Marinir Korea Selatan saat patroli di Pulau Yeonpyeong, Korea Selatan, Selasa (16/6). Korea Utara meledakkan gedung kantor penghubung antar Korea dan meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea di tengah diplomasi nuklir dengan Amerika Serikat yang menemui jalan buntu

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Penasehat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan mengatakan kebijakan AS terhadap Korea Utara (Korut) tidak ditujukan untuk permusuhan, melainkan guna mengurangi ketegangan dengan negara tersebut. Menurutnya, akhir dari kebijakan AS terhadap Korut adalah untuk sepenuhnya melakukan denuklirisasi Semenanjung Korea.

Sullivan mengatakan AS siap terlibat dengan Korut untuk membahas langkah-langkah praktis menuju denuklirisasi. "Kebijakan kami terhadap Korea Utara tidak ditujukan pada permusuhan. Ini ditujukan pada solusi. Ini pada akhirnya bertujuan untuk mencapai denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea," kata Sullivan dalam wawancara dengan ABC News yang dikutip laman Yonhap News Agency, Senin (3/5).

Baca Juga

"Dan kami siap untuk terlibat dalam diplomasi menuju tujuan akhir itu, tetapi bekerja pada langkah-langkah praktis yang dapat membantu kami membuat kemajuan di sepanjang jalan menuju tujuan itu," ujarnya menambahkan.

Pernyataan penasehat keamanan AS itu muncul tak lama setelah Korut menuduh Presiden AS Joe Biden membuat kesalahan besar dan mengancam AS akan berada dalam situasi yang sangat sulit. Pyongyang mempermasalahkan pidato Biden pekan lalu di Kongres AS.

Dalam pernyataannya di Kongres, Biden mengatakan negaranya akan bekerja bersama dengan sekutu AS untuk mengatasi masalah nuklir Korut melalui diplomasi dan pencegahan.

"Sudah pasti bahwa kepala eksekutif AS membuat kesalahan besar dalam sudut pandang saat ini. Sekarang apa inti dari kebijakan baru DPRK AS telah menjadi jelas, kami akan dipaksa untuk mendesak langkah-langkah yang sesuai, dan saat ini AS akan menemukan dirinya dalam situasi yang sangat serius," kata seorang diplomat Korut dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh Korean Central News Agency (KCNA) pada Ahad (2/5).

Sullivan menegaskan AS mencari cara praktis untuk memajukan proses denuklirisasi. "Kami meyakini daripada semua-untuk-semua atau tidak-untuk-tidak sama sekali, pendekatan yang lebih terkalibrasi, praktis, dan terukur adalah peluang terbaik untuk benar-benar menggerakkan bola ke lapangan dalam mengurangi tantangan yang ditimbulkan oleh program nuklir Korut," tuturnya.

Pada Jumat, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan AS telah menyelesaikan tinjauan ekstensifnya terhadap kebijakan Korut. "Kebijakan kami tidak akan fokus pada pencapaian kesepakatan besar, juga tidak akan bergantung pada kesabaran strategis," katanya mengacu pada apa yang disebutnya pendekatan "gagal" dari pemerintahan AS sebelumnya terhadap Korut.

"Kebijakan kami menyerukan pendekatan praktis dan terkalibrasi yang terbuka untuk dan akan mengeksplorasi diplomasi dengan DPRK," ujar Psaki menambahkan, mengacu pada Korea Utara dengan singkatan nama resminya, Republik Demokratik Rakyat Korea.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement