Selasa 25 May 2021 22:01 WIB

Duplikat ISIS dan Rentetan Serangan Bom Maut di Afghanistan

Duplikat ISIS di Afghanistan membangun kekuatan teror demi teror

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Duplikat ISIS di Afghanistan membangun kekuatan teror demi teror. Ilustrasi: Serangan bom di Afghanistan
Foto:

Komisi Kebebasan Beragama Internasional (USCIRF) edisi 2020 mencatat ISKP, yang muncul pada tahun 2015 terus melancarkan serangan terhadap komunitas agama minoritas. Khususnya Syiah Hazara yang dikecam sebagai kafir. 

 Sementara itu, menurut UNAMA Afghanistan Protection of Civilians in Armed Conflict Triwulan Pertama Update, 1 Januari hingga 31 Maret 2021, ISKP bertanggung jawab atas 91 korban sipil (44 tewas dan 47 luka-luka) selama kuartal tersebut.  Ada 173 korban sipil (63 meninggal dan 110 luka-luka) pada periode yang sama pada 2020. 

 ISKP juga bertanggung jawab atas 673 korban sipil (213 meninggal dan 460 luka-luka) pada tahun 2020;  1.233 korban sipil (309 tewas dan 914 terluka) pada 2019, dan  2.181 korban sipil (681 tewas dan 1.500 luka-luka) pada 2018;  1.000 korban sipil (399 tewas dan 601 luka-luka) pada 2017;  899 korban sipil (209 tewas dan 699 luka-luka) pada tahun 2016;  dan 82 korban sipil (39 tewas dan 43 luka-luka) pada 2015. 

UNAMA menyebut ISKP bertanggung jawab atas 20 persen dari total 10.994 korban sipil pada tahun 2018, menyumbang delapan persen dari 8.820 kecelakaan semacam itu pada tahun 2020. Hanya lima persen dari 1.783 korban jiwa pada kuartal pertama tahun 2021 telah dikaitkan ke ISKP. 

Di Afghanistan, menjelang akhir 2019, ISKP hampir diusir dari markas Afghanistannya di Provinsi Nangarhar.  Tidak mengherankan, pada 19 November 2019, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dengan lantang menyatakan akan menghilangkan pengaruh ISKP. 

"Tidak ada yang percaya setahun yang lalu bahwa kami akan berdiri dan tetap di Nangarhar, dan alhamdulillah hari ini kami telah melenyapkan Daesh [IS-KP],"katanya.

  Menyusul kemundurannya di Provinsi Nangarhar dan Kunar, ISIL-K [Negara Islam di Irak dan Levant-Khorasan, IS-KP] menderita penurunan kemampuan tempur, berkurangnya dukungan di lapangan, dan dana yang tidak mencukupi. Kelompok itu jugaberupaya memulihkan pengaruh, mengamankan lokasi baru, memperbarui struktur organisasi dan logistiknya, dan mengidentifikasi sumber pembiayaan tambahan.   

Tanpa dukungan yang stabil, prospek ISIL-K menghidupkan kembali aktivitas ofensif dan wilayah penahanannya tampak jauh, mengingat tekanan yang dihadapinya dari Pasukan Pertahanan dan Keamanan Nasional Afghanistan (ANDSF), sekutu mereka, dan Taliban. 

Namun, serangan baru-baru ini dan perkembangan lainnya dengan jelas menunjukkan bahwa kelompok tersebut sedang menuju kebangkitan. Laporan DK PBB yang dirilis pada 3 Februari 2021, juga mencatat keberadaan mereka. 

“Meskipun kehilangan wilayah yang signifikan, ISIL-K belum sepenuhnya diberantas dari distrik Manogay, di Kunar, dan Achin, di Nangarhar.  Sel-sel tidur aktif di bagian lain negara itu, terutama di Kabul. ISIL-K akan terus melakukan serangan teroris, terutama di Kabul, ibu kota provinsi dan daerah perkotaan di Timur Afghanistan,"ujarnya. 

ISKP disebut berada di ambang kehancuran, tetapi telah bangkit kembali dengan meningkatnya dukungan dari Inter-Services Intelligence Agency (ISI).  Dengan penarikan akhir pasukan asing diumumkan, ISKP yang didukung ISI diharapkan menjadi lebih mematikan.  Serangan 8 Mei 2021 di Kabul menggarisbawahi ancaman kebangkitan ini.

 

 

Sumber: eurasiareview

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement