Kamis 10 Jun 2021 06:36 WIB

Ini Sosok Pria yang Berani Menampar Presiden Macron

Tarel mengelola klub lokal yang fokus pada praktik seni bela diri tradisional Eropa.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyaksikan pidato Mohammad Younes Menfi, presiden Dewan Kepresidenan Libya pada akhir pertemuan, di Istana Elysee, di Paris, Selasa, 23 Maret 2021.
Foto:

Pejabat pemerintah telah menyatakan keprihatinannya dalam beberapa pekan terakhir tentang frustrasi terpendam yang meletus setelah penguncian. Prancis menetapkan jam malam selama lebih dari tujuh bulan.

Macron ditampar oleh seorang pria tak dikenal yang berada di antara kerumunan pada Selasa (8/6). Insiden ini terjadi ketika Macron sedang berjalan-jalan di wilayah Prancis tenggara.

Dalam sebuah video yang beredar, pasukan pengawal keamanan membawa Macron pergi dari kerumunan. Pasukan pengawal keamanan Macron juga langsung menjatuhkan pria itu ke tanah.

BFM TV dan radio RMC melaporkan bahwa dua orang telah ditangkap. Perdana Menteri Jean Castex mengatakan, serangan itu merupakan penghinaan terhadap demokrasi.

Macron sedang melakukan kunjungan ke wilayah Drome di Prancis tenggara. Dalam kesempatan tersebut, ia bertemu dengan pemilik restoran dan siswa untuk berbicara tentang kembalinya kehidupan yang normal setelah pandemi Covid-19.

Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, Macron terlihat berjalan menuju kerumunan simpatisan yang berdiri di belakang pagar penghalang. Macron mengulurkan tangannya untuk menyapa seorang pria yang mengenakan kaus berwarna hijau, kacamata, dan masker.

Pria itu terdengar berteriak "Ganyang Macronia" ("A Bas La Macronie") dan kemudian menampar wajah Macron. Pria itu juga terdengar meneriakkan "Montjoie Saint Denis", seruan perang tentara Prancis ketika negara itu masih berbentuk monarki.

Macron mengatakan, dia tidak mengkhawatirkan keselamatannya. Setelah ditampar, Macron tetap melanjutkan kegiatannya dan berjabat tangan dengan masyarakat. "Anda tidak dapat memiliki kekerasan, atau kebencian, baik dalam ucapan atau tindakan. Jika tidak, demokrasi itu sendiri yang terancam," kata Macron kepada surat kabar lokal setelah insiden itu.

Sebelumnya, pada 2016, Macron yang saat itu menjabat sebagai menteri ekonomi dilempari telur oleh anggota serikat buruh sayap kiri.  Insiden pelemparan telur dilakukan selama pemogokan yang menentang reformasi perburuhan. Macron menggambarkan insiden itu sebagai sesuatu yang telah dia prediksi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement