Menurut layanan pemadam kebakaran Israel, balon-balon pembakar yang diterbangkan dari Gaza memicu setidaknya delapan kebakaran di wilayah selatan Israel pada Kamis. Terdapat empat kebakabaran pada Rabu (16/6) dan belasan kebakaran lainnya pada Selasa (15/6).
Hamas mengecam serangan terbaru Israel ke Gaza. "Pengeboman oleh pendudukan (Israel) terhadap tempat-tempat perlawanan adalah pertunjukan demonstratif oleh pemerintahan Israel yang baru," kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum, mengacu pada pemerintahan koalisi Naftali Bennett dan Yair Lapid, dikutip laman Aljazirah.
Hamas menegaskan tidak akan kendur atau ciut pada serangan-serangan Israel. "Hamas akan waspada untuk membela rakyat dan tempat suci kami," ujar Barhoum.
Pada 10-21 Mei lalu, Hamas terlibat pertempuran dengan Israel. Konfrontasi pecah seiring dengan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pasukan keamanan Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem, termasuk kompleks Masjid Al-Aqsa.
Kesepakatan gencatan senjata di Gaza tercapai berkat peran mediasi Mesir. Amerika Serikat (AS) juga mengklaim memainkan diplomasi belakang layar untuk meredakan ketegangan antara Hamas dan Israel.
Menurut Kementerian Perumahan Gaza, pertempuran yang berlangsung pada 10-21 Mei lalu telah menghancurkan 1.500 unit rumah. Sebanyak 1.500 unit rumah lainnya rusak dan tak dapat diperbaiki. Sementara 17 ribu bangunan lainnya mengalami kerusakan sebagian. Seorang pejabat di Kementerian Perumahan Gaza menyebut biaya pembangunan kembali dapat mencapai 150 juta dolar AS.
Tak hanya bangunan, gempuran Israel selama 11 hari ke Gaza menyebabkan sedikitnya 270 warga di sana tewas. Sementara korban luka dilaporkan mencapai lebih dari 1.900 orang.