Senin 16 Aug 2021 12:54 WIB

Jejak Ashraf Ghani, Presiden Afghan Berakhir oleh Taliban

Ghani meninggalkan negaranya tanpa mengatakan ke mana akan pergi.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
Foto:

Dia bertugas sebagai menteri keuangan Afghanistan pada 2002, namun kemudian berselisih dengan Karzai. Pada 2004 dia ditunjuk sebagai konselor Universitas Kabul, di mana dia dipandang sebagai reformis yang efektif.

Dia juga membentuk kelompok pemikir di Washington yang bekerja membuat kebijakan untuk memberdayakan orang-orang miskin di dunia.

Pada 2009, Ghani yang berasal dari etnis mayoritas Pashtun seperti Karzai, mengikuti pemilihan presiden namun berada di urutan keempat dengan raihan hanya 4 persen suara nasional.

Dia terus bekerja di sejumlah posisi penting di negara itu, termasuk sebagai "tsar peralihan" Afghanistan dengan mengepalai badan yang mengawasi transisi keamanan dari NATO ke Afghanistan.

Saat Karzai tak lagi bisa dipilih sebagai presiden, Ghani meraih sukses dalam pencalonan dirinya yang kedua pada 2014. Dia lalu terpilih lagi pada 2019.

Hubungannya dengan Washington dan negara Barat lain tidak berjalan mudah.Dia menjadi kritikus yang vokal atas apa yang disebutnya sebagai bantuan internasional yang sia-sia di Afghanistan dan sering tidak sejalan dengan strategi Barat di negara itu. Terutama terkait proses perdamaian yang lambat dan menyakitkan dengan Taliban.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Ghani mengatakan: "Masa depan kami ditentukan oleh orang-orang Afghanistan, bukan oleh seseorang yang duduk di belakang meja sambil bermimpi."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement