Senin 16 Aug 2021 13:47 WIB

Empat Alasan Tentara Afghanistan Kalah Cepat dari Taliban

Taliban menguasai ibu kota Kabul dan membuat Presiden Ghani lari.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Taliban berhasil menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Ahad (15/8).
Foto:

4. Hambatan Logistik

Masalah terbesar lainnya yang dihadapi pasukan keamanan Afghanistan adalah logistik. Taliban telah menguasai daerah pedesaan, dan mendapatkan kendali atas lebih dari 80 persen jalan raya di Afghanistan. Dengan demikian pasokan logistik seperti peluru, persenjataan, makanan, dan bahan bakar dibawa oleh angkatan udara yang telah kewalahan.

Selain itu, semakin jauh jarak medan pertempuran dari Kabul atau pangkalan utama di Kandahar dan tempat lain, semakin besar kemungkinan pos terdepan akan jatuh. Seorang mantan kepala keamanan berpangkat tinggi yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, dia tidak heran jika pada akhirnya pasukan keamanan Afghanistan mudah dikalahkan.

“ANDSF sangat tersebar, dan tidak dapat memilih medan perangnya sendiri. Taliban memilih medan perang. Itu berarti ANDSF harus mengecilkan kehadirannya," ujar mantan kepala keamanan itu.

Bisakah Pemerintah Afghanistan Membalikkan Keadaan?

Berapa waktu lalu, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berjanji akan membawa negara itu kembali di bawah kendali pemerintah dalam waktu enam bulan.  Garis besar umum dari rencana tersebut adalah tentara mempertahankan sasaran-sasaran strategis, sementara polisi Afghanistan memberikan keamanan di daerah-daerah perkotaan.

Tetapi ada aspek lain yang tidak dibahas dalam rencana tersebut, yaitu memberdayakan mantan panglima perang, termasuk tokoh-tokoh dengan catatan kelam dalam sejarah konflik Afghanistan.

Kunjungan Ghani ke Mazar-i-Sharif adalah upaya untuk mengatur pertahanan kota dengan panglima perang Atta Mohammad Noor dan pemimpin milisi terkenal Abdul Rashid Dostum.  Ada laporan bahwa Ghani telah menjanjikan kedua pemimpin itu dukungan udara serta bantuan dari korps pasukan khusus untuk merebut kembali wilayah utara. Namun Taliban pada akhinya bisa juga merebut Mazar-I-Sharif.

Bisakah AS Terlibat Lagi?

Presiden Biden tidak menyesali keputusannya yang menarik pasukan AS dari Afghanistan sejak Mei lalu. Biden optimistis pasukan keamanan Afghanistan memiliki kemampuan untuk berperang melawan Taliban. Biden mengatakan, pasukan AS telah melatih dan melengkapi pasukan Afghanistan dengan persenjataan yang mumpuni.

“Kami melatih dan memberikan perlengkapan peralatan modern kepada lebih dari 300 ribu pasukan Afghanistan. Kami terus menjaga komitmen yang telah kami buat, memberikan dukungan udara, memastikan bahwa angkatan udara mereka berfungsi dan dapat dioperasikan, memasok pasukan mereka dengan makanan dan peralatan dan membayar semua gaji mereka. Mereka pasti bisa bertarung,” kata Biden di Gedung Putih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement