Kamis 19 Aug 2021 16:33 WIB

Yunani Berencana Deportasi Pengungsi Afghanistan ke Turki

Menteri Migrasi Yunani menyebut Turki adalah negara yang aman bagi warga Afghanistan

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Pengungsi kamp Moria tidur di pinggir jalan di pulau Lesbos, Yunani, 13 September 2020.
Foto:

Menurut UNHCR, Turki memiliki populasi pengungsi terbesar di dunia. Sebaliknya, data resmi Komisi Eropa menunjukkan bahwa sekitar 2,6 juta pengungsi tinggal di Uni Eropa pada 2019, yang merupakan 0,6 persen dari populasi di blok tersebut.

UNHCR melaporkan bahwa negara-negara Eropa secara kolektif hanya menerima 11.600 pengungsi yang dimukimkan kembali pada 2020. Namun banyak yang mengatakan Eropa tidak akan menerima pengungsi Afghanistan dalam jumlah besar.

Kriteria ketat untuk visa dan suaka telah membuat banyak orang berusaha memasuki Eropa secara ilegal, termasuk melalui rute mematikan melintasi Laut Mediterania yang telah menyebabkan ribuan orang tenggelam. Awal tahun ini, negara anggota UE Denmark mengesahkan undang-undang kontroversial yang membuka jalan bagi pemindahan pencari suaka dan pengungsi ke negara "tuan rumah" ketiga di luar Eropa, yang secara efektif mengekspor prosedur suaka Denmark dan membuat marah para pendukung hak asasi manusia.

Selama beberapa bulan, Yunani telah mencoba membujuk Turki untuk menerima hampir 2.000 migran yang suakanya ditolak oleh Athena. Menurut badan pengungsi PBB (UNHCR), 90 persen pengungsi Afghanistan ditampung di negara tetangga, Iran dan Pakistan. Sementara, Turki menampung lebih dari 117 ribu pencari suaka dan pengungsi Afghanistan pada 2020.

Para pemimpin Barat telah menyatakan keprihatinan tentang perebutan kekuasaan Taliban di Afghanistan tak lama setelah Amerika Serikat (AS) bertahap menarik pasukannya dari negara itu setelah hampir 20 tahun di sana. Banyak orang Afghanistan khawatir akan kekuasaan Taliban yang kembali ke masa-masa suram menerapkan syariat Islam yang kaku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement