Jumat 20 Aug 2021 22:59 WIB

Politikus Afghanistan: Beri Kesempatan ke Taliban

Ada harapan perdamaian di negara yang lelah perang dan aktivitas terorisme itu.

MilisiTaliban mengibarkan bendera mereka saat berpatroli di Kabul, Afghanistan, Kamis, 19 Agustus 2021.
Foto:

Setidaknya dalam beberapa hari terakhir, mereka telah mencoba menunjukkan pendekatan baru ini melalui tindakan daripada sekadar kata-kata. "Taliban tidak bisa dinilai hanya dari tindakan mereka dalam dua dekade terakhir," kata Wazin merujuk pada perlawanan mereka terhadap Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya ketika pemerintah mereka digulingkan di Afghanistan pada November 2001.

Setelah konflik yang berlarut-larut selama empat dekade, dimulai dari invasi Uni Soviet pada 1979, Afghanistan kini memiliki peluang yang adil untuk menuju ke arah yang benar dan stabil.

Namun, dia juga memperingatkan bahwa jika kepemimpinan Taliban, para pemimpin organisasi politik dan jihad, organisasi masyarakat sipil, dan akademisi, tidak mengakui tanggung jawab mereka untuk Afghanistan, dia yakin Afghanistan akan berakhir tanpa tujuan jelas.

Politikus senior itu kemudian menyalahkan kegagalan pemerintah Afghanistan pimpinan Presiden Ashraf Ghani yang memungkinkan Taliban dengan cepat mengambil alih ibu kota provinsi satu per satu sehingga mengejutkan seluruh dunia.

Dia mengecam pemerintah Ghani karena tidak menganggap serius perundingan damai intra-Afghanistan. "Ghani berusaha untuk menunda pembicaraan dengan Taliban dengan menekan AS untuk mendukung pemerintahannya yang akhirnya gagal," imbuh Wazin.

Tantangan utama

Memberikan keamanan bagi orang-orang Afghanistan, memulai proses rekonsiliasi sosial, memperhatikan situasi ekonomi, menormalisasi hubungan dengan negara-negara tetangga dan masyarakat internasional, dan menjamin kebebasan berekspresi di media Afghanistan adalah beberapa tantangan utama yang dia identifikasi untuk pemerintahan Taliban di masa depan.

“Berjuang adalah satu hal, tetapi memerintah adalah hal lain, sehingga mereka akan membutuhkan banyak fleksibilitas, kecerdasan, dan pengendalian diri," kata politikus itu.

Pada Minggu, Taliban telah sepenuhnya menguasai Afghanistan, ditandai dengan jatuhnya Kabul, ibu kota Afghanistan, ke tangan kelompok itu. Presiden Ashraf Ghani dan pejabat penting lainnya kemudian melarikan diri dari Afghanistan.

Pada Senin, gelombang kepanikan dan kekacauan meletus di bandara di Kabul, karena warga Afghanistan yang putus asa berusaha melarikan diri dari negara itu.

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement