Sementara pengambilalihan Taliban dapat menghalangi investor asing. Satu negara yang tampaknya bersedia berbisnis dengan mereka adalah China. Ekonomi terbesar kedua di dunia itu mengatakan siap untuk memiliki hubungan persahabatan dan kooperatif dengan Afghanistan setelah Taliban memasuki Kabul.
China Metallurgical Group Corporation milik negara memenangkan hak pada 2007 untuk menyewakan deposit bijih tembaga raksasa Mes Aynak selama 30 tahun dan mengekstraksi 11,5 juta ton komoditas tersebut. Proyek untuk memanfaatkan deposit tembaga terbesar kedua di dunia yang belum dieksploitasi belum mulai beroperasi karena masalah keamanan.
Hal itu diberitakan oleh Global Times, media pemerintah China. Namun Global Times mengutip sumber di kelompok itu yang mengatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk membukanya kembali setelah situasi stabil, dan pengakuan internasional termasuk pengakuan pemerintah China terhadap rezim Taliban terjadi.