Jumat 27 Aug 2021 06:51 WIB

Joe Biden Janji Memburu Pelaku Serangan Bom di Bandara Kabul

Warga sipil dan pasukan AS menjadi korban tewas dalam serangan bom di Bandara Kabul

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Dalam gambar yang disediakan oleh Angkatan Darat AS, pasukan terjun payung yang ditugaskan ke Tim Tempur Brigade 1, Divisi Lintas Udara ke-82 melakukan pengamanan saat mereka terus membantu memfasilitasi evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan pada Rabu, 25 Agustus 2021.
Foto:

Kepala AS Komando Pusat, Jenderal Frank McKenzie, mengatakan AS akan melanjutkan evakuasi. Dia mencatat bahwa masih ada sekitar 1.000 warga AS yang tersisa di Afganistan. Dalam 12 hari terakhir, negara-negara Barat telah mengevakuasi hampir 100.000 orang. Namun, mereka mengakui bahwa ribuan orang akan tertinggal mengikuti perintah Biden untuk menarik semua pasukan pada 31 Agustus.

Beberapa hari terakhir pengangkutan udara sebagian besar akan digunakan untuk menarik pasukan yang tersisa. Kanada dan beberapa negara Eropa telah mengumumkan akhir pengangkutan udara mereka.

Biden memerintahkan semua pasukan keluar dari Afghanistan pada akhir bulan untuk mematuhi perjanjian penarikan dengan Taliban yang dinegosiasikan oleh pendahulunya Donald Trump. Biden menolak panggilan minggu ini dari sekutu Eropa untuk memberi lebih banyak waktu.

Taliban telah mendorong warga Afghanistan untuk tinggal. Kelompok itu mengatakan mereka yang memiliki izin untuk pergi masih akan diizinkan untuk melakukannya begitu pasukan asing berangkat dan melanjutkan penerbangan komersial.

Kekerasan oleh ISIS merupakan tantangan bagi Taliban. Kelompok itu telah berjanji kepada warga Afghanistan bahwa mereka akan membawa perdamaian. Seorang juru bicara Taliban menggambarkan serangan itu sebagai pekerjaan lingkaran jahat yang akan ditekan begitu pasukan asing pergi.

Baca juga : PM Selandia Baru Kutuk Serangan ISIS di Bandara Kabul

Milisi yang mengaku setia kepada ISIS mulai muncul di Afghanistan timur pada akhir 2014 dan telah membangun reputasi untuk kebrutalan ekstrem. Mereka telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan bunuh diri terhadap warga sipil, target pemerintah, dan minoritas etnis, dan sektarian.

Negara-negara Barat khawatir bahwa Taliban, yang pernah melindungi Alqaeda pimpinan Osama bin Laiden, akan membiarkan Afghanistan kembali menjadi surga bagi para milisi. Taliban mengatakan mereka tidak akan membiarkan negara itu digunakan oleh teroris.

Pemerintahan Taliban 1996-2001 ditandai dengan eksekusi publik dan pembatasan kebebasan dasar. Kelompok itu digulingkan dua dekade lalu oleh pasukan pimpinan AS karena menampung militan Alqaeda yang mendalangi serangan 11 September 2001 di AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement