REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Pihak berwenang Meksiko menyelamatkan 22 warga asing, sebagian besar warga Kuba dan Haiti. Jaksa Agung Negara Bagian San Luis Potosi mengatakan para warga asing itu diculik oleh sekelompok orang bersenjata yang menyerbu sebuah hotel.
Para orang-orang bersenjata itu juga menculik 16 warga Meksiko saat merampok Hota Sol y Luna di Matehuala, sekitar 195 kilometer sebelah barat Kota San Luis Potosi, ibu kota negara bagian. Dalam pernyataannya Rabu (15/9), jaksa agung Arturo Garza Herrera mengatakan warga Meksiko dibebaskan lebih dahulu. Namun warga asing perlu diselamatkan di sebuah tempat terpencil di jalan antara Matehuala dan Kota San Luis Potosi.
Para warga asing itu sudah dipindahkan ke Kota San Luis Potosi untuk diberi makan dan mendapat perawatan medis. Kantor kejaksaan tidak memberi detail berapa banyak yang diselamatkan atau apakah ada warga asing yang terluka.
Dalam pernyataannya, Garza mengatakan walau sebagian besar warga asing orang Haiti dan Kuba tapi dalam laporan sebelumnya menyebutkan ada beberapa warga Venezuela. Mereka termasuk tiga orang anak-anak dan seorang perempuan hamil.
"Saya akan memberi notifikasi pada institut imigrasi sehingga mereka dapat terlibat sebab kami tidak mengetahui status imigrasi orang-orang ini," kata Garza.
Banyak imigran yang berharap dapat tiba di Amerika Serikat menghadapi berbagai bahaya dalam perjalanan seperti penculikan, pemerasan, pemerkosaan dan pembunuhan. Beberapa wajib bekerja untuk kartel narkoba yang memperebutkan jalur penyelundupan.
Pada Juni lalu organisasi hak asasi manusia mengatakan sejak Januari lalu sekitar 3.300 orang terjebak di Meksiko karena kebijakan perbatasan AS telah mengalami penculikan, pemerkosaan, penyelundupan, dan penyerangan.