Rabu 27 Oct 2021 10:54 WIB

Tajikistan Lantang Kontra Pemerintahan Taliban, Mengapa?

Tajikistan tidak akan mengakui pemerintahan Afghanistan di bawah Taliban

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Tajikistan tidak akan mengakui pemerintahan Afghanistan di bawah Taliban. Ilustrasi Pasukan Taliban.
Foto:

Listrik, barang ekspor utama Tajikistan ke Afghanistan, masih dipasok melintasi perbatasan, meskipun Taliban tidak dapat membayarnya saat ini, dan telah menghasilkan lebih dari 11 juta dolar utang.    

Beberapa di jajaran Taliban bersedia untuk meningkatkan hubungan dengan Tajikistan, tetapi Rahmon hampir tidak mampu membuat kesepakatan seperti itu. 

Krisis politik di negara tetangga Afghanistan, telah memberi kesempatan kepada pemimpin Tajik itu untuk menebus dirinya di mata rakyatnya. Mantra khasnya tentang “langit damai di atas kepala kita”, yang mulai membuat publik bosan, saat ini relevan sekali lagi. 

Selain mendapatkan dukungan di dalam negeri, Rahmon juga mendapat manfaat dengam menjadi sorotan internasional. Dia adalah satu-satunya pemimpin Asia Tengah yang diundang oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk berunding di Paris pada 13 Oktober, ketika Rahmon dan Macron membahas kemungkinan bantuan Prancis ke Tajikistan untuk menstabilkan situasi. 

Rahmon juga bertemu Presiden Dewan Eropa Charles Michel, kepala urusan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, dan pejabat internasional lainnya selama perjalanan Eropa yang sama.

Tajikistan tidak berniat melakukan konfrontasi langsung dengan Taliban. Sebaliknya, kepemimpinan Tajik mengandalkan peningkatan popularitasnya baik di dalam maupun luar negeri. 

Dushanbe mampu mengambil risiko seperti itu, yakin bahwa sebagai upaya terakhir, dia selalu dapat menyerang kembali pasukan Rusia yang mengamankan perbatasan Tajik-Afghanistan. Tajikistan juga terlibat dalam kerjasama militer yang erat dengan China.

Dengan asumsi situasi di Afghanistan tidak mungkin stabil di masa mendatang, hal itu dapat memicu rezim Rahmon untuk beberapa tahun lagi. Pada saat yang sama, Dushanbe cukup berhati-hati untuk tidak berlebihan dengan retorikanya, yang berarti Rahmon masih dapat menjalin kontak dengan Taliban jika ketegangan yang terjadi di sepanjang perbatasan Afghanistan menjadi terlalu berbahaya.

 

Sumber: themoscowtimes

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement