Senin 01 Nov 2021 17:57 WIB

Panas Dingin Relasi AS-Turki Gara-Gara Jet Tempur F-35

Kegagalan Turki memboyong F-35 ke negaranya memanaskan hubungan dengan AS

Rep: Fergi Nadira/Kamran Dikarma/Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Sebuah jet F-35. Kegagalan Turki memboyong F-35 ke negaranya memanaskan hubungan dengan AS.
Foto:

KTT G20 di Roma, Italia menjadi momen pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Erdogan di tengah ketegangan kedua negara. Erdogan melangsungkan pertemuan tertutup dengan Biden di sela-sela KTT G20 pada Ahad (31/10). Pertahanan menjadi salah satu isu yang mereka bahas selama lebih dari satu jam pembicaraan.

Erdogan mengungkapkan Biden menunjukkan sikap positif terkait modernisasi pesawat tempur F-16 milik Turki. "Masalah memodernisasi F-16 yang kami miliki atau menyediakan F-16 baru mengemuka (selama pertemuan dengan Biden). Menteri pertahanan kami mengikuti prosesnya," kata Erdogan pada awak media usai pertemuan dilaporkan laman TRT.

Menurut Gedung Putih, dalam pertemuan dengan Erdogan, Biden menekankan kembali pentingnya Turki sebagai sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) serta kemitraan pertahanannya dengan AS. Namun, Biden pun menyampaikan keprihatinannya perihal keputusan Turki melanjutkan pembelian sistem rudal S-400 asal Rusia.

Terkait hal tersebut, AS sudah memperingatkan bakal menjatuhkan sanksi lanjutan terhadap Turki. Wujud dari sanksi yang sudah dijatuhkan antara lain pelarangan semua lisensi ekspor AS dan otorisasi untuk Presidensi Industri Pertahanan Turki (SSB). AS pun membekukan aset dan menerapkan pembatasan visa terhadap Ismail Demir selaku presiden SSB. Terdapat tiga pejabat SSB lainnya yang turut menjadi target sanksi Washington.

Sistem rudal S-400 disebut lebih unggul dibandingkan US Patriot. Para ahli percaya S-400 dapat mendeteksi dan menembak jatuh target termasuk rudal balistik, jet musuh serta pesawat nirawak (drone) hingga jarak 600 kilometer, pada ketinggian antara 10 meter dan 27 kilometer. S-400 dapat melesat dengan kecepatan maksimum 17 ribu kilometer per jam sedangkan US Patriot hanya 5.000 kilometer per jam.

Di sisi lain, pakar pertahanan Dan Gouré menulis Program Joint Strike Fighter (JSF) F-35 akan menjadi salah satu pilar perang modern. Dilansir National Interest, F-35 yang memiliki teknologi canggih menjadi salah satu faktor yang mendorong perubahan geopolitik dunia.

Wakil presiden lembaga think-tank Lexington Institute itu mengatakan generasi kelima pesawat tempur F-22 dan F-35 menguasai pertempuran udara. Kill ratios atau kemenangan pertempuran F-35s dalam latihan baru-baru ini mencapai 15 banding 1.

Kill ratio atau dalam bahasa formal disebut loss exchange ratio menggambarkan prestasi dalam perang terbuka. Kill ratio 15-1 artinya untuk setiap 15 pesawat yang ditembak jatuh F-35 hanya 1 pesawat F-35 yang berhasil ditembak jatuh oleh musuh.

Sebagai pesawat tempur, F-35 dapat ditugaskan untuk misi pengintaian, manuver, perang elektronik, dan perang teknologi cerdas. Pesawat ini juga dapat diandalkan dalam penetrasi ke wilayah musuh, menghancurkan sistem pertahanan udara, serta menyerang sasaran jarak jauh dan bergerak.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/turki/erdogan-biden-tunjukkan-sikap-positif-soal-jet-f-16/2408364
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement