Ahad 07 Nov 2021 15:08 WIB

Ketegangan dengan AS Meningkat, Iran Gelar Latihan Perang

Latihan perang Iran untuk menghadapi ancaman asing dan kemungkinan invasi.

Rep: Rizky Jaramaya/AP/ Red: Joko Sadewo
 Militer Iran memulai latihan perang tahunan di daerah pesisir Teluk Oman, pada Ahad (7/11).  Foto tentara Iran (ilustrasi).
Foto:

Iran mengatakan, persediaan uranium yang diperkaya 20 persen telah mencapai lebih dari 210 kilogram. Di bawah JCPOA, Iran dilarang memperkaya uranium di atas 3,67 persen. Uranium yang diperkaya di atas 90 persen dapat digunakan untuk senjata nuklir.

“Kami memiliki lebih dari 210 kilogram uranium yang diperkaya hingga 20  persen, dan kami telah memproduksi 25 kilogram pada 60 persen, tingkat  yang tidak dapat diproduksi oleh negara selain mereka yang memiliki senjata nuklir,” kata juru bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Behrouz Kamalvandi, dikutip  oleh kantor berita negara IRNA.

Pada September, Badan Energi Atom Internasional mengkonfirmasi bahwa, Iran telah meningkatkan stok uranium yang diperkaya di atas persentase yang diizinkan dalam kesepakatan JCPOA.

Pada 10 Oktober, Kepala AEOI Mohammad Eslami mengatakan, Iran telah memproduksi lebih dari 120 kilo uranium yang diperkaya 20 persen. Secara teori peningkatan tersebut memungkinkan pembuatan isotop medis yang digunakan dalam mendiagnosis kanker tertentu.

Perjanjian JCPOA ditandatangani oleh Inggris, Cina, Rusia, Prancis, Jerman dan AS. Kesepakatan itu menawarkan Iran beberapa keringanan sanksi sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya. Iran selalu bersikeras bahwa program nuklirnya digunakan untuk tujuan damai. Negosiasi nuklir antara Iran dan kekuatan dunia akan dilanjutkan pada 29 November mendatang di Wina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement