Rabu 10 Nov 2021 18:49 WIB

PBB Bayar Gaji Tenaga Kesehatan Afghanistan

Pembayaran gaji ini merupakan upaya PBB gerakan perekonomian Afghanistan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Dalam bingkai yang diambil dari video ini, seorang pekerja medis merawat seseorang yang terluka dalam ledakan mematikan di bandara Kabul, di sebuah rumah sakit di Kabul, Afghanistan, Kamis, 26 Agustus 2021.
Foto:

Sejauh ini, para petugas kesehatan yang menerima pembayaran gaji tersebut,  bekerja di hampir 2.200 fasilitas kesehatan. Sebagian besar menerima pembayaran gaji yang disetorkan ke rekening bank masing-masing.

Sementara 2.500 petugas kesehatan lainnya menerima gaji dalam bentuk uang tunai, karena berada di daerah terpencil. “Ini memberi harapan kepada keluarga. Ini menghidupkan kembali layanan kesehatan,” kata Wignaraja.

Pemulihan ekonomi

Menurut Wignaraja, pembayaran gaji petugas kesehatan selama sebulan terakhir telah membantu memicu pembukaan kembali beberapa bank. Selain itu, kegiatan ekonomi dan perputaran uang secara perlahan telah kembali aktif meski dalam skala kecil.

 “Begitu Anda memulai kegiatan ekonomi masyarakat lokal, orang-orang dapat menyetor uang dan mengambil uang, bank-bank dapat membuka kantor cabang mereka,” kata Wignaraja.

Wignaraja mengatakan, PBB akan terus menggunakan sistem perbankan formal dan penyedia jasa keuangan untuk memutar uang tunai ke Afghanistan selama beberapa bulan ke depan. Dia menambahkan bahwa, badan-badan PBB juga mempertimbangkan kebutuhan untuk membawa dolar AS ke Afghanistan. Dia berharap donor internasional dapat mengawasinya dengan sangat cermat.

 “Bagi kami ini merupakan uji coba sistem yang cukup gila,” ujar Wignaraja tentang pembayaran gaji kepada petugas kesehatan.

Wignaraja menambahkan, program tersebut sekarang akan diteruskan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan anak-anak PBB, UNICEF selama tiga bulan ke depan. PBB, kata Wignaraj, akan berbicara dengan Bank Dunia untuk melihat apakah mereka dapat meneruskan program itu, atau menemukan solusi lainnya.

Afghanistan mengalami krisis ekonomi yang semakin buruk, sejak Taliban merebut kekuasaan. Perbankan Afghanistan sangat bergantung pada pengiriman  dolar AS. Namun Taliban melarang penggunaan mata uang asing di Afghanistan.

Sementara, aset bank sentral Afghanistan yang bernilai miliaran dolar AS telah dibekukan di luar negeri. Selain itu, para donor dan lembaga keuangan telah menangguhkan pemberian pinjaman atau pendanaan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement