Selasa 07 Dec 2021 22:09 WIB

UNICEF Minta 2 Miliar Dolar untuk Krisis Afghanistan

Separuh dari anak usia di bawah lima tahun di Afghanistan akan kekurangan gizi parah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Seorang bayi laki-laki terbaring di tempat tidur saat menjalani perawatan di bangsal gizi buruk Rumah Sakit Anak Nasional Ataturk di Kabul, Afghanistan, Kamis, 2 Desember 2021.
Foto:

UNDP mengatakan, penurunan simpanan bank harus diselesaikan dengan cepat. Hal itu guna meningkatkan kapasitas produksi Afghanistan yang terbatas dan mencegah runtuhnya sistem perbankan. Menurut analisis UNDP, rasio pinjaman bermasalah di Afghanistan naik menjadi 57 persen pada September. Perkiraan awal tahun, angkanya hanya mencapai 30 persen.

Sementara total simpanan perbankan di Afghanistan diperkirakan bakal berakhir pada 2021 sebesar 165 miliar afghani atau sekitar 1,8 miliar dolar AS. Jumlah itu turun 40 persen dari tahun lalu. “Dengan kondisi saat ini, rasio NPL (Non-Performing Loan) tampaknya meningkat, yang kemungkinan akan menyebabkan runtuhnya UMKM dan sektor perbankan,” kata UNDP.

Kepala UNDP Afghanistan Abdallah al Dardari mengatakan, tantangan lain yang dihadapi Afghanistan adalah hilangnya kapasitas pembiayaan perdagangan. “Karena sebagian besar impor pangan dibiayai melalui sistem perbankan,” ujarnya.

 

Dia menjelaskan, PBB dan organisasi internasional membutuhkan sektor perbankan yang berfungsi untuk menyalurkan bantuan keuangan guna mengatasi krisis kemanusiaan di Afghanistan. Al Dardari mengatakan, Afghanistan dapat menghadapi kelaparan yang merajalela. Kecuali masyarakat internasional mengambil tindakan segera untuk membantu sektor keuangan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement