Jumat 14 Jan 2022 17:50 WIB

MI5: Partai Komunis China Susupi Parlemen Inggris

Partai Komunis China disebut pekerjakan seorang wanita pengaruhi parlemen Inggris.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
 Seorang wanita mengenakan masker wajah untuk mengekang penyebaran virus corona berjalan melewati Menara Elizabeth, yang dikenal sebagai Big Ben, dan Gedung Parlemen, di London.
Foto:

Gardiner mempekerjakan putra Lee sebagai manajer, tetapi dia mengundurkan diri pada Kamis (13/1) lalu. Pemimpin lain yang menerima sumbangan dari Lee adalah pemimpin Demokrat Liberal, Sir Ed Davey. Dia menerima sumbangan sebesar 5.000 poundsterling ketika dia menjadi menteri energi. Dia mengatakan, uang itu diterima oleh asosiasi lokal.

Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel mengatakan, perilaku Lee saat ini di bawah ambang batas kriminal. Namun, Patel mengatakan, dengan mengeluarkan peringatan, pemerintah dapat memperingatkan anggota parlemen tentang upaya Lee untuk memengaruhi mereka secara tidak patut.

"Sangat memprihatinkan bahwa seorang individu yang bekerja atas nama Partai Komunis China telah menargetkan anggota parlemen," ujar Patel.

Lee adalah pendiri firma hukum, yang memiliki kantor di London dan Birmingham. Dalam situsnya, firma hukum itu mencantumkan salah satu peran firma sebagai penasihat hukum untuk kedutaan besar China di Inggris.

Kantor firma hukum Lee menolak untuk memberikan komentar terkait peringatan MI5. Sementara Kedutaan Besar China di London mengatakan, China tidak ikut campur dalam urusan internal negara lain.

"Kami tidak perlu dan tidak pernah berusaha 'membeli pengaruh' di parlemen asing manapun. Kami dengan tegas menentang tipuan pencemaran nama baik dan intimidasi terhadap komunitas Tionghoa di Inggris," demikian pernyataan Kedutaan Besae Cina di London.

Mantan pemimpin Partai Konservatif yang telah diberi sanksi oleh China karena menyoroti dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, Ian Duncan Smith, menyerukan pembaruan mendesak dari pemerintah tentang masalah ini. Dia mempertanyakan mengapa Lee tidak dideportasi. Dia juga menyerukan pengetatan proses akreditasi bagi orang-orang yang mendapatkan akses ke parlemen.

Lee terdaftar di bawah firma hukum Christine Lee & Co sebagai warga negara Inggris dalam pengarsipan keuangan dengan Companies House, daftar perusahaan Inggris.

Mantan Menteri Pertahanan Inggris, Tobias Ellwood mengatakan kepada parlemen tentang dugaan aktivitas Lee. "Ini adalah jenis gangguan zona abu-abu yang sekarang kami antisipasi dari China," ujar Ellwood.

Hubungan Inggris dengan China telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir karena berbagai masalah, termasuk campur tangan kebijakan China atas Hong Kong dan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang. Tahun lalu MI5 mendesak warga Inggris untuk memperlakukan ancaman mata-mata dari Rusia, China, dan Iran dengan kewaspadaan terorisme.

Mata-mata Inggris mengatakan, China dan Rusia berusaha mencuri data sensitif komersial dan kekayaan intelektual serta ikut campur dalam politik domestik dan menabur informasi yang salah.

Pada tahun lalu, duta besar China untuk Inggris dilarang menghadiri acara di parlemen karena Beijing memberlakukan sanksi terhadap anggota parlemen yang menyoroti dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang. China menjatuhkan sanksi pada sembilan politisi Inggris pada Maret tahun lalu karena menyebarkan kebohongan dan disinformasi atas perlakuan terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement