Senin 24 Jan 2022 11:32 WIB

Delegasi Taliban Mulai Pembicaraan Resmi Pertama di Eropa

Pertemuan dengan pejabat Barat jadi langkah untuk melegitimasi pemerintah Afghanistan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Delegasi Taliban Shafiullah Azam diwawancara usai pertemuan hari pertama di sebuah hotel di Oslo, Norwegia, Ahad (23/1/2022). Delegasi Taliban yang dipimpin oleh pejabat Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttaqi memulai pembicaraan tiga hari di Oslo pada Ahad (23/1).
Foto:

Para pemimpin Taliban bertemu dengan beberapa aktivis hak-hak perempuan dan hak asasi manusia pada pertemuan tersebut, tetapi tidak ada pernyataan resmi tentang pembicaraan itu. "Taliban tidak berubah seperti yang dikatakan beberapa komunitas internasional," kata warga Afghanistan Norwegia yang tinggal di Norwegia selama sekitar dua dekade, Ahman Yasir.

"Mereka sama brutalnya dengan tahun 2001 dan sebelumnya," katanya.

Dihadapkan dengan permintaan dana Taliban, kekuatan Barat kemungkinan akan menempatkan hak-hak perempuan dan anak perempuan di Afghanistan dalam agendanya. Barat pun akan mengulang permintaan untuk pemerintahan Taliban berbagi kekuasaan dengan kelompok etnis dan agama minoritas Afghanistan.

Sejak berkuasa pada pertengahan Agustus, Taliban telah memberlakukan pembatasan luas, termasuk ditujukan pada perempuan. Perempuan telah dilarang dari banyak pekerjaan di luar bidang kesehatan dan pendidikan, dan akses ke pendidikan telah dibatasi di luar kelas enam. Taliban juga semakin menargetkan kelompok-kelompok hak asasi Afghanistan yang terkepung, serta wartawan, menahan dan terkadang memukuli kru televisi yang meliput demonstrasi.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS, delegasi AS, yang dipimpin oleh Perwakilan Khusus untuk Afghanistan Tom West, berencana untuk membahas pembentukan sistem politik perwakilan, tanggapan terhadap krisis kemanusiaan dan ekonomi yang mendesak. Kemudian pembahasan masalah keamanan dan kontraterorisme, serta hak asasi manusia, terutama pendidikan untuk anak perempuan dan perempuan.

 

Negara Skandinavia yang menjadi rumah bagi Hadiah Nobel Perdamaian ini tidak asing dengan diplomasi. Norwegia telah terlibat dalam upaya perdamaian di sejumlah negara, termasuk Mozambik, Afghanistan, Venezuela, Kolombia, Filipina, Israel-Palestina, Suriah, Myanmar, Somalia, Sri Lanka, dan Sudan Selatan. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement