Rabu 26 Jan 2022 22:10 WIB

Sepinya Siaran TV Rusia dari Krisis di Ukraina

Siaran TV pemerintah Rusia beberapa hari terakhir lebih berfokus pada isu-isu lain.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Bendera Rusia dan Amerika Serikat.
Foto:

Anti-Amerikanisme dan komentar pedas tentang pemerintah pro-Barat Ukraina telah menjadi bahan pokok TV pemerintah Rusia sejak 2014. Bahasan ini muncul ketika aneksasi Rusia atas Krimea dan dukungan untuk pemberontakan separatis di Ukraina timur menghancurkan hubungan dengan Kyiv.

Diplomat, analis, dan lainnya Barat sekarang meneliti liputan media pemerintah Rusia tentang Ukraina. Upaya ini untuk mencari petunjuk alasan pengerahan pasukan Presiden Vladimir Putin memang merupakan awal dari langkah militer atau hanya gertakan besar untuk mengekstraksi konsesi keamanan dari Barat.

Analis Carnegie Moscow Center Andrei Kolesnikov mengatakan akan menjadi kesalahan untuk menarik kesimpulan luas dari suasana liputan berita negara saat ini. "Jelas ada semacam jeda. Tidak ada perintah yang diturunkan dari atas untuk televisi pemerintah. Tidak ada yang tahu keputusan apa yang akan diambil," katanya.

“Bila diperlukan, mereka dapat beralih kembali ke propaganda perang yang keras setiap saat dan untuk menjelaskan mengapa itu diperlukan. Semuanya tergantung pada situasi saat ini. Ini seharusnya tidak dianggap meyakinkan,” kata Kolesnikov.

Narasi dari berita-berita Rusia dalam isu penempatan pasukan pun tersampaikan ke jalan-jalan Moskow pada Selasa (25/1/2022). Mereka pikir Rusia bertindak defensif bukan untuk melakukan serangan.

"Saya tidak berpikir Rusia akan menyerang siapa pun. Tapi saya percaya akan ada provokasi Barat yang besar, yang sudah berlangsung ... Rusia akan membela diri, dan itu harus," kata seorang perempuan yang hanya menyebut namanya sebagai Olga.

Sedangkan warga Moskow lain bernama Alexei melihat keberadaan pasukan Rusia di perbatasan akibat AS juga mengumpulkan pasukan mereka di Eropa. "Jadi situasinya tidak sesederhana itu, apakah kita ingin mempertahankan diri atau menyerang? Menurut pendapat saya, tidak jelas," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement