Pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko yang merupakan sekutu dekat Rusia mengatakan, negaranya sama sekali tidak tertarik pada perang. Menurutnya, konflik akan pecah jika Belarus atau Rusia diserang secara langsung. Di sisi lain, Prancis menyerahkan keputusan di tangan Presiden Putin.
"Terserah Vladimir Putin untuk mengatakan apakah dia menginginkan konsultasi atau konfrontasi," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian kepada radio RTL.
Pada Rabu (26/1) lalu AS dan NATO mengirimkan respons tertulis pada tuntutan Rusia untuk menarik perjanjian keamanan pasca-Perang Dingin di Eropa. Tuntutan tersebut disampaikan setelah Moskow menumpuk pasukannya dekat Ukraina.
Washington menolak permintaan Moskow tentang jaminan Ukraina tidak akan bergabung dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). AS menilai apa yang diminta Rusia bisa secara efektif merusak “kebijakan pintu terbuka” NATO yang sudah lama ada.
“Kami akan menjunjung tinggi prinsip pintu terbuka NATO. Pintu NATO terbuka, tetap terbuka, dan itu adalah komitmen kami,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Moskow butuh waktu untuk meninjaunya dan tidak akan buru-buru menyimpulkan. Tapi pernyataan AS dan NATO yang menggambarkan tuntutan utama Rusia tidak bisa diterima, dan tidak meninggalkan banyak ruang pada optimisme.