Ibu Kira, Mary, berkata ledakannya sangat kuat sehingga semua rumah bergetar. Tiga malam di tempat parkir bawah tanah yang dingin, tempat keluarga Rihtik dan puluhan tetangga mereka bersembunyi dari serangan, memperparah pneumonia putrinya.
"Kami baru saja datang (dari tempat parkir) untuk membuat anak kami menjadi hangat," ucap Mary.
Mary menjelaskan Kota Borshchahivka mengalami kekurangan makanan dan para sukarelawan yang datang dengan membawa persediaan menyelamatkan banyak warga lanjut usia. Setelah tiga hari merasakan seperti di neraka, rumah sakit terasa seperti surga.
“Saya mempunyai segalanya,” ucap Kira dengan menggunakan kaus hitam bertuliskan 'Saya menunggu akhir pekan'.
Namun setelah tiga hari tersebut, Kira dan Nadia harus kembali ke Borschahivka. “Kami sangat takut untuk meninggalkan (Kyiv), tidak ada tempat untuk ditinggali di Lyviv,” ucap Mary, mengacu pada sebuah kota di Ukraina barat yang berfungsi sebagai pintu gerbang bagi ratusan ribu pengungsi Ukraina untuk ke Polandia.
“Kami tidak punya tempat tujuan,” katanya.
https://www.aljazeera.com/news/2022/3/6/russia-ukraine-war-children-shelter-hospital-basement