Kamis 21 Apr 2022 16:36 WIB

Ukraina Minta Rusia Buka Koridor Kemanusiaan di Mariupol

Ukraina minta warga sipil dan pasukan yang terluka di Mariupol dievakuasi

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Kendaraan yang terbakar terlihat di bagian yang hancur dari Pabrik Metalurgi Illich Iron & Steel Works, saat asap mengepul dari Metallurgical Combine Azovstal selama pertempuran sengit, di daerah yang dikendalikan oleh pasukan separatis yang didukung Rusia di Mariupol, Ukraina, Senin, 18 April, 2022.
Foto: AP/Alexei Alexandrov
Kendaraan yang terbakar terlihat di bagian yang hancur dari Pabrik Metalurgi Illich Iron & Steel Works, saat asap mengepul dari Metallurgical Combine Azovstal selama pertempuran sengit, di daerah yang dikendalikan oleh pasukan separatis yang didukung Rusia di Mariupol, Ukraina, Senin, 18 April, 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Deputi Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk meminta Rusia untuk segera mengizinkan warga sipil dan pasukan yang terluka untuk dievakuasi dari pabrik baja Azovstal di Kota Mariupol. Ia meminta Moskow membuka koridor kemanusiaan di kota tersebut.

"Terdapat sekitar 1.000 warga sipil dan 500 pasukan terluka di sana, mereka semua harus dikeluarkan dari Azovstal hari ini," kata Vereshchuk dalam unggahannya di media sosial, Kamis (21/4/2022).

Baca Juga

Sebelumnya sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pasukan Rusia akan merebut benteng terakhir pertahanan Kota Mariupol. Hal ini ia sampaikan setelah Ukraina mengusulkan perundingan untuk mengevakuasi pasukan dan warga sipil di kota itu.

Mariupol akan menjadi kota terbesar yang Rusia rebut sejak invasinya ke Ukraina delapan pekan lalu. Upaya untuk menguasai kota itu lebih lama dari perkiraan para paka militer. Invasi tersebut memaksa lima juta warga Ukraina mengungsi dan mengubah kota-kota menjadi reruntuhan.

"Sebelum makan siang atau setelah makan siang, (pabrik besi) Azovstal akan sepenuhnya dikuasai pasukan Federasi Rusia," kata kepala Republik Chechnya, Rusia, Ramzan Kadyrov yang pasukannya ia berperang di Ukraina.

Kementerian Pertahanan Ukraina belum menanggapi permintaan komentar. Pada Kamis dini hari staf jenderal Ukraina mengatakan serangan rudal dan bom masih berlanjut di seluruh negeri.

Mariupol menjadi kota yang paling banyak diserang selama invasi Rusia. Bila Moskow berhasil menguasainya maka akan menjadi kemenangan strategis besar bagi mereka dan akan terhubung dengan daerah yang dikuasai separatis pro-Rusia di timur Crimea yang Rusia aneksasi 2014 lalu.

Saksi mata mengatakan puluhan warga sipil berhasil meninggalkan kota dengan konvoi bus-bus kecil. Komandan militer Ukraina Serhiy Volny mengatakan pasukan di Azovstal mungkin tidak dapat bertahan lebih lama.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement