Selasa 10 May 2022 00:45 WIB

Perempuan Afghanistan Menentang Perintah Wajib Cadar

Perintah wajib cadar jadi pukulan besar bagi hak-hak perempuan di Afghanistan

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Wanita mengenakan burqa.
Foto:

Di ibukota Afghanistan Kabul pada hari Minggu, wanita mengenakan pakaian Muslim konservatif adat. Sebagian besar mengenakan jilbab tradisional, yang terdiri dari jilbab dan jubah panjang atau mantel, tetapi hanya sedikit yang menutupi wajah mereka, seperti yang diarahkan oleh pemimpin Taliban sehari sebelumnya.

Mereka yang mengenakan burqa, pakaian dari kepala hingga ujung kaki yang menutupi wajah dan menyembunyikan mata di balik kelambu adalah minoritas.

“Wanita di Afghanistan mengenakan jilbab, dan banyak yang memakai burqa, tetapi ini bukan tentang jilbab, ini tentang Taliban yang ingin membuat semua wanita menghilang,” kata Shabana, yang mengenakan gelang emas cerah di balik mantel hitamnya. “Ini tentang Taliban yang ingin membuat kita tidak terlihat.” tegasnya lagi.

Arooza mengatakan penguasa Taliban mendorong warga Afghanistan untuk meninggalkan negara mereka. “Mengapa saya harus tinggal di sini jika mereka tidak ingin memberi kami hak asasi kami? Kami adalah manusia,” katanya.

Beberapa wanita berhenti untuk berbicara. Mereka semua menentang dekrit terbaru.

“Kami tidak ingin hidup di penjara,” kata Parveen, yang seperti perempuan lainnya hanya ingin menyebutkan satu nama.

“Dekrit ini berusaha untuk menghapus seluruh gender dan generasi Afghanistan yang tumbuh memimpikan dunia yang lebih baik,” kata Obaidullah Baheer, seorang sarjana tamu di New York's New School dan mantan dosen di American University di Afghanistan.

“Ini mendorong keluarga untuk meninggalkan negara itu dengan cara apa pun yang diperlukan. Ini juga memicu keluhan yang pada akhirnya akan meluas ke mobilisasi skala besar melawan Taliban,” katanya.

Setelah beberapa dekade perang, Baheer mengatakan bahwa tidak perlu banyak dari pihak Taliban untuk membuat rakyat Afghanistan puas dengan pemerintahan mereka, “kesempatan yang disia-siakan oleh Taliban dengan cepat.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement