Sabtu 28 May 2022 12:37 WIB

WHO Temukan 200 Kasus Cacar Monyet di 20 Negara

WHO menduga wabah cacar monyet disebabkan perilaku manusia.

Rep: Mabruroh/ Red: Dwi Murdaningsih
Cacar monyet atau monkeypox. Ilustrasi
Foto:

Kepala Departemen Cacar WHO, Dr Rosamund Lewis, mengatakan bahwa vaksinasi massal tidak diperlukan. Karena cacar monyet tidak menyebar dengan mudah dan biasanya memerlukan kontak kulit-ke-kulit untuk penularan.

"Tidak ada vaksin yang dikembangkan secara khusus untuk melawan monkeypox, tetapi WHO memperkirakan bahwa vaksin smallpox efektif sekitar 85 persen, " kata dia.

Lewis mengatakan negara-negara dengan persediaan vaksin dapat mempertimbangkannya untuk mereka yang berisiko tinggi terkena penyakit, seperti kontak dekat dengan pasien atau petugas kesehatan, tetapi cacar monyet itu sebagian besar dapat dikendalikan dengan mengisolasi kontak dan melanjutkan penyelidikan epidemiologis.

Mengingat pasokan global vaksin cacar yang terbatas, kepala kedaruratan WHO Dr Mike Ryan mengatakan badan tersebut akan bekerja dengan negara-negara anggotanya untuk berpotensi mengembangkan persediaan yang dikendalikan secara terpusat, serupa dengan yang telah dibantu untuk didistribusikan selama wabah demam kuning, meningitis dan kolera di negara-negara yang tidak mampu membelinya.

"Kita berbicara tentang menyediakan vaksin untuk kampanye vaksinasi yang ditargetkan, untuk terapi yang ditargetkan. Jadi, volumenya tidak perlu besar, tetapi setiap negara harus memiliki akses ke vaksin," kata dia.

Gejala yang dialami para pasien cacar monyet kebanyakan hanya mengalami demam, nyeri tubuh, kedinginan, dan kelelahan. Sedangkan mereka yang mengalami penyakit yang lebih serius dapat disertai dengan ruam dan luka pada wajah dan tangan yang dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement