Kamis 01 Sep 2022 12:53 WIB

Korea Utara Isyaratkan Kirim Tenaga Kerja untuk Proyek Rekonstruksi di Donbas

Ekspor tenaga kerja Korut akan memperkuat kerja sama dengan Rusia dan China.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Sebuah kawah dari serangan roket Rusia terlihat di sebelah rumah yang rusak di Kramatorsk, wilayah Donetsk, Ukraina timur, Sabtu, 13 Agustus 2022. Korea Utara mengisyaratkan minatnya untuk mengirim pekerja konstruksi ke wilayah Ukraina timur yang dikuasai separatis pro-Rusia.
Foto:

Rusia mengalami kekurangan uang tunai, dan terpukul oleh sanksi Barat yang menargetkan lembaga keuangan dan sebagian besar industri. Korea Utara kemungkinan tidak tertarik untuk dibayar dalam mata uang rubel karena kekhawatiran dengan nilai mata uang tersebut yang mencapai titik terendah selama hari-hari awal perang, sebelum Moskow mengambil langkah-langkah untuk mengembalikan nilai rubel secara artifisial.

"Korea Utara mungkin bersedia diberi kompensasi berupa makanan, bahan bakar dan mesin, pertukaran yang kemungkinan juga akan melanggar sanksi Dewan Keamanan", kata Lim.

Seorang analis senior di Institut Unifikasi Nasional Korea Selatan, Hong Min,  mengatakan, Korea Utara dapat memikirkan hal-hal yang lebih besar daripada keuntungan jangka pendek dari ekspor tenaga kerja. “Persaingan strategis Amerika Serikat dengan China dan konfrontasi dengan Rusia telah memberi ruang bagi Korea Utara untuk bergabung dengan Moskow dan Beijing dalam front persatuan melawan pengaruh AS dan mempromosikan sistem internasional multipolar,” ujarnya.

Korea Utara telah memanfaatkan perang di Ukraina untuk meningkatkan pengembangan senjatanya, dan mengeksploitasi perpecahan di Dewan Keamanan. Rusia dan Cina memveto resolusi yang disponsori AS untuk memperketat sanksi terhadap Korea Utara atas uji coba ICBM atau rudal antarbenua yang kembali dihidupkan tahun ini.

Korea Utara telah berulang kali menyalahkan Amerika Serikat atas krisis Ukraina. Korea Utara mengatakan, “kebijakan hegemonik” Barat membenarkan tindakan militer Rusia di Ukraina untuk melindungi dirinya sendiri. Sementara itu, Rusia telah berulang kali mengutuk kebangkitan latihan militer skala besar antara AS dan Korea Selatan tahun ini. Rusia menuduh latihan militer tersebut memprovokasi Korea Utara dan memperburuk ketegangan.

Seorang profesor di departemen unifikasi dan diplomasi Universitas Korea di Korea Selatan, Nam Sung-wook, adalah salah satu dari sedikit pakar yang melihat ekspor tenaga kerja Korea Utara dapat segera dimulai. Karena Korea Utara putus asa dalam mengatasi kesengsaraan ekonominya. Nam mengatakan, Korea Utara mungkin mengirim kelompok-kelompok kecil pekerja ke Donbas untuk "misi kepanduan" selama beberapa bulan ke depan dan secara bertahap meningkatkan jumlahnya tergantung situasi perang.

“Kepentingan menyelaraskan antara Pyongyang dan Moskow. Dari seratus atau 200 pekerja akhirnya bisa menjadi 10.000," ujar Nam. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement