Masa kecil Myles Sanderson dipenuhi dengan kekerasan, penelantaran, dan penyalahgunaan zat. Sanderson merupakan seorang Pribumi yang dibesarkan di cagar alam Cree. Dia mulai minum alkohol dan menggunakan ganja sekitar usia 12 tahun. Kemudian dia juga mengkonsumsi kokain.
Pada 2017, Sanderson menerobos masuk ke rumah mantan pacarnya, dan melemparkan balok semen ke kendaraan yang diparkir di luar rumah. Dia juga terlibat perkelahian beberapa hari kemudian di sebuah toko, serta mengancam akan membunuh seorang karyawan dan membakar rumah orang tuanya.
Pada November dia mengancam kaki tangannya untuk merampok sebuah restoran cepat saji dengan memukulinya dengan pistol dan menginjak kepalanya. Dia kemudian memantau perampokan itu dari kejauhan. Pada 2018, dia menikam dua pria dengan garpu sambil minum alkohol dan memukuli seseorang hingga pingsan.
Ketika dibebaskan pada Februari, dewan pembebasan bersyarat menetapkan persyaratan agar tidak melakukan kontak dengan pasangan dan anak-anaknya. Dewan juga melarang dia menjalin hubungan dengan wanita lain tanpa izin tertulis dari petugas pembebasan bersyarat.
Hukum Kanada memberi tahanan pembebasan menurut undang-undang setelah mereka menjalani dua pertiga hukuman. Tetapi dewan pembebasan bersyarat dapat memaksakan kondisi pada kebebasan itu, dan narapidana yang melanggarnya dapat diperintahkan kembali ke penjara.
Sharna Sugarman, yang mengorganisir GoFundMe untuk para korban penikaman, mempertanyakan keputusan dewan pembebasan bersyarat karena membebaskan Sanderson yang memiliki catatan kriminal cukup panjang. Sugarman bertanya-tanya mengapa Sanderson masih bebas selama berbulan-bulan setelah dia dianggap melanggar aturan pembebasan bersyarat.