Ahad 13 Nov 2022 20:18 WIB

Hasil Pemilu Sela 2022 Perlihatkan Politik Populis Mulai Tak Laku di Amerika Serikat 

Politik populisme ala Trump mulai tak dilirik dalam Pemilu Sela Amerika Serikat

Ilutrasi Pemilu Amerika Serikat. Politik populisme ala Trump mulai tak dilirik dalam Pemilu Sela Amerika Serikat
Foto:

Fakta-fakta ini membuat tokoh-tokoh Demokrat termasuk Joe Biden tak begitu kecewa dengan pencapaian partai mereka dalam Pemilu Sela 2022 karena sekalipun Republik mengendalikan DPR perbedaan kursi di antara mereka sangat kecil.

Ini membuktikan pemilih tidak melulu memperhatikan hantaman inflasi saat memilih wakil rakyat. Padahal berbagai jajak pendapat sebelum pemilu sela menyebut inflasi bakal mendorong pemilih ramai-ramai beralih ke Republik sehingga kursi Demokrat dalam legislatif mengalami erosi besar.

Ternyata itu tak terjadi, dan ini membesarkan hati pembesar-pembesar Demokrat, termasuk Presiden Joe Biden yang berbalik yakin pemerintahannya telah dinilai rakyat sudah berada di jalur yang benar.

Biden menjadi percaya diri dalam menjalani sisa dua tahun kekuasaannya karena kalaupun diganggu DPR maka gangguan itu tak akan separah dialami Trump dulu.

Biden yakin mayoritas tipis dalam legislatif akan mendorong Republik mendahulukan kompromi dari pada konflik yang bisa menutup prakarsa-prakarsa dan eksekusi kebijakan.

"Rakyat Amerika sudah memberikan pesan yang jelas bahwa mereka tak ingin hari-hari mendatang terus-terusan diliputi pertarungan politik," kata Biden.

Yang juga membuat Biden berbesar hati adalah populisme Trump tak begitu laku didagangkan kepada bagian terbesar rakyat Amerika Serikat.

Politik populis Trump memang disantap pemilih-pemilih pasti Republik, tetapi pemilih yang belum menentukan pilihan atau "swing voter", menolaknya.

Bahkan sebagian tokoh Republik mulai menjaga jarak dari Trump dan menyebut dia biang keladi di balik tidak terjadinya longsor suara Partai Demokrat dalam badan legislatif.

Fakta lain yang tersingkap dari Pemilu Sela 2022 adalah penegasan bahwa gagasan Trump sudah tidak cocok dengan aspirasi kebanyakan rakyat. Bahkan ada keyakinan, jika Trump ngotot mencalonkan diri, maka Republik bakal kalah lagi dalam Pemilu 2024.

Keyakinan ini didasari fakta kegagalan beberapa calon anggota legislatif dan calon gubernur yang dijagokan Trump dalam Pemilu Sela kali kini, selain kegagalan dalam mengendalikan Senat.

Baca juga: Dulu Anggap Islam Agama Alien, Ini yang Yakinkan Mualaf Chris Skellorn Malah Bersyahadat 

Republik kini justru mendapatkan jagoan baru pada diri Ron DeSantis yang terpilih lagi sebagai Gubernur Florida dalam Pemilu Sela 2022 dengan marjin lebar 19,4 persen dari calon Demokrat, Charlie Crist.

DeSantis dianggap orang yang bisa menandingi Trump dan dinilai sebagai calon presiden paling potensial dari Partai Republik untuk Pemilu 2024. Dia diyakini akan dengan mudah mengalahkan Joe Biden pada Pemilu 2024 jika Demokrat mencalonkan lagi Biden.

Namun Biden memiliki peluang menang yang besar jika Republik kembali mengusung Trump. Hal ini didasari dari hasil Pemilu Sela yang menunjukkan mayoritas "swing voter" yang selalu menjadi penentu kemenangan pemilu, menolak Trump.     

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement