Di luar Rumah Sakit St Thomas di pusat Kota London, seorang perawat senior Ethnea Vaughan (50 tahun) mengatakan, para perawat tidak punya pilihan selain melakukan mogok. Dia menyalahkan pemerintah yang telah mengabaikan keprihatinan mereka selama bertahun-tahun.
"Tidak ada yang berubah dan saya telah menjadi perawat selama 27 tahun, dan yang saya lihat hanyalah penurunan moral yang stabil," kata Vaughan kepada Reuters.
Pemerintah di Skotlandia menghindari aksi mogok para perawat dengan mengadakan pembicaraan tentang gaji. Tetapi pemerintah tidak mampu membayar lebih dari 4-5 persen kenaikan yang ditawarkan kepada perawat dan direkomendasikan oleh badan independen. Menteri Kesehatan Steve Barclay menyesalkan aksi mogok di kalangan tenaga medis.
"Saya telah bekerja lintas pemerintahan dan dengan petugas medis di luar sektor publik untuk memastikan tingkat kepegawaian yang aman, tetapi saya tetap khawatir tentang risiko yang ditimbulkan oleh serangan terhadap pasien," kata Barclay.
Barclay mengatakan pasien harus terus mencari perawatan medis yang mendesak dan menghadiri janji temu, kecuali mereka diberitahu untuk tidak melakukannya. Jajak pendapat menjelang aksi mogok para perawat menunjukkan bahwa mayoritas warga Inggris mendukung aksi tersebut. Inflasi di Inggris mencapai lebih dari 10 persen, diikuti oleh penawaran gaji sekitar 4 persen. Hal ini memicu ketegangan antara serikat pekerja dan pengusaha.