Selasa 20 Jun 2023 07:21 WIB

Menlu AS tak Dukung Kemerdekaan Taiwan

AS mengharapkan resolusi damai untuk perselisihan di Selat Taiwan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kiri) berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri China Qin Gang (kanan) di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing, China,  Ahad (18/6/2023).
Foto:

"50 persen lalu lintas peti kemas komersial melewati Selat Taiwan setiap hari. 70 persen semikonduktor diproduksi di Taiwan. Jika sebagai akibat dari krisis yang dilakukan offline, itu akan memiliki konsekuensi dramatis bagi hampir setiap negara di seluruh dunia,” tambah Blinken.

Sebelum bertemu Xi Jinping, Blinken sudah terlebih dulu melakukan pertemuan dengan Menlu Cina Qin Gang. Salah satu isu yang dibahas dalam pertemuan Qin dan Blinken adalah terkait Taiwan.

Qin menekankan, isu Taiwan mewakili risiko paling menonjol dalam hubungan Cina-AS. “Masalah Taiwan adalah inti dari kepentingan inti Cina, masalah terpenting dalam hubungan Cina-AS dan risiko yang paling menonjol,” kata Qin dikutip keterangan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina, Ahad (18/6/2023).

Cina diketahui mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Namun Taiwan berulang kali menyatakan bahwa ia adalah negara merdeka dengan nama Republik Cina.

Taiwan selalu menyebut bahwa Beijing tidak pernah memerintahnya dan tak berhak berbicara atas namanya. Situasi itu membuat hubungan kedua belah pihak dibekap ketegangan dan berpeluang memicu konfrontasi.

AS tidak memiliki hubungan resmi dengan Taiwan karena mengakui prinsip satu-Cina. Namun dalam ketegangan di Selat Taiwan, Washington berpihak dan mendukung Taiwan. Isu Taiwan menjadi salah satu isu yang membuat hubungan AS dan Cina dibekap ketegangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement